“Karena di setiap Ponpes sellau saja ada program diniyah yang harus diikuti oleh siswa,” ungkapnya.
Dengan diterapkannya kebijakan LHS, sebutnya, anak didik akan kehilangan waktu bermainnya. Di lain sisi, LHS terkesan ada upaya pemaksaan kehendak terhadap anak didik dan membunuh proses tumbuh kembang anak dalam pencarian jati diri.
“Alasan penolakan kita kan jelas. Kita ingin menyelematkan siswa dan orang tua siswa dari rasa kebosanan dalam menuntut ilmu,” tutupnya. (cr-rie)
Komentar Anda