MATARAM– Dewan Pendidikan Kota Mataram meminta pengusaha turut andil memajukan pendidikan di daerah ini.
Caranya dengan memberikan bantuan yang nantinya digunakan membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan Kota Mataram. Dewan Pendidikan Kota Mataram berencana mengajukan 20 proposal dukungan bantuan kepada pengusaha.
Ketua Dewan Pendidikan Kota Mataram H Adnan Muchsin mengatakan, kenapa di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan yang lainnya pendidikannya melesat maju. Itu semua karena ada keterlibatan dunia usaha. Mereka memberikan dukungan. Hal yang sama juga bisa dilakukan di Kota Mataram. Hal ini membuat pihak Dewan Pendidikan agresif menjemput kesempatan ini demi membangun dunia pendidikan. "Harus kita libatkan dunia usia dunia industri demi perkembangan pendidikan," katanya Rabu kemarin (21/9).
Pada tahun 2016 ini pihaknya telah menyusun berbagai program dan kegiatan, salah satunya adalah mendorong peran masyarakat dalam bidang pendidikan. Kemudian melanjutkan program penggalangan dana masyarakat baik perorangan dan kelompok masyarakat terutama dari pengusaha agar mengalokasikan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bentuk bantuan pendidikan atau beasiswa bagi siswa miskin namun harus memiliki prestasi di bidang akademik. Dengan syarat harus dibuktikan dengan kartu miskin dan nilai rapor semester ganjil rata-rata 85. Dengan begitu siswa yang bersangkutan dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat pendidikan lebih tinggi. Kemudian mendukung program wajib belajar 9 tahun dan wajib belajar 12 tahun yang telah dicanangkan pemerintah daerah dan pemerintah pusat. '' Sasaran bantuan tersebut akan tertuju pada siswa kelas IX SMP/MTs yang miskin dan memiliki peestasi dengan jumlah bantuan sebanyak Rp 600 ribu. Dan untuk kelas XII SMA/MA/SMK pada siswa miskin dan berprestasi dengan jumlah bantuan perorang sebanyak 700 ribu,'' jelasnya.
Dewan Pendidikan Kota Mataram telah meminta sekolah mengirim data siswanya. Pihaknya nanti menyeleksi siswa yang layak mendapatkan bantuan ini. Rencananya, ada 23 SMP dan 3 MTs yang dialokasikan mendapatkan bantuan masing-masing lima orang setiap sekolah.
Sementara untuk siswa SMA sederajat ada 19 sekolah dengan dana sebanyak Rp 71.250.000 pertahun. "Kalau niat kami tidak diindahkan, maka kami akan ke wali kota meminta kebijakannya untuk mengundang pengusaha," tutupnya (cr-rie)