Dewan Pendidikan Kecam Pemukulan Guru

Ilustrasi penganiayaan
Ilustrasi

SELONG—Kasus pemukulan salah seorang guru honorer di SDN 4 Rarang, Lombok Timur  masih terus menjadi sorotan banyak pihak. Kali ini datang dari Dewan Pendidikan Lombok Timur.

BACA :
>> Orangtua Murid Pukul Guru Honorer di Lombok Timur
>> Diancam Orangtua Siswa, Guru Honorer Korban Pemukulan Takut Masuk Sekolah

Ketua Dewan Pendidikan Lotim, Makhsus mengatakan, kasus pemukulan terhadap guru bersangkutan telah menurunkan marwah institusi pendidikan. Terlebih kasus pemukulan tersebut dilakukan saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.

“Kekerasan atas nama apapun tidak boleh dilakukan di lingkungan pendidikan,” ujarnya, Kamis kemarin (8/2).

Aksi bar-bar dan anarkisme disebutnya tidak mendapat tempat di dunia pendidikan. Dunia pendidikan disebutnya sebagai wadah menciptakan manusia seutuhnya yang memahami budi pekerti dan sopan santu serta welas asih.

Baca Juga :  SDN 1 Labuapi Terapkan Ujicoba Online

Makhsus mengaku heran dengan kasus yang lakukan oknum pelaku. Terlebih kasus yang terjadi dipicu hal sepele.

Dalam kacamata dia, kasus yang terjadi di SDN 4 Rarang itu ada dua korban yang perlu mendapat atensi. Pertama guru yang dipukuli. Kedua, anak didik yang menyaksikan jalannya peristiwa pemukulan.

Guru yang dipukul, jelasnya, harus mendapat bantuan hukum untuk menjerat pelaku. Kepolisian pun diminta sungguh-sungguh menangani kasus tersebut.

“Nah korban kedua ini juga harus diperhatikan dengan memadai. Jangan sampai psikis mereka terguncang karena menyaksikan aksi kekerasan di depan mata kepala mereka,” ucapnya.

Belajar dari kasus tersebut, lanjut Makhsus, pelaku harus ditahan dan diganjar setimpal dengan perbuatannya. Para pihak yang peduli dengan dunia pendidikan juga diminta turut serta mendukung langkah kepolisian menindak aksi oknum wali murid tersebut.

Baca Juga :  Kampus Luar Daerah Masih Jadi Prioritas

“Tak kalah penting, kita juga sebagai masyarakat haru smengantisipasi kejadian ini terulang. Jangan sampai kembali muncul di permukaan,” tegasnya.

Sementara itu, anggota Dewan Pendidikan Lotim, Mastur Sonsaka menegaskan, apresiasi pantas dilayangkan kepada organisasi guru yang memberikan bantuan hukum. Demikian juga dengan kepolisian yang senantiasa sigap menindak kasus tersebut.

Master jurusan psikologi ini meyakini, ada luka menganga yang ditinggalkan pasca kejadian. Anak-anak didik di sekolah perlu mendapoat rehabilitasi kejiwaan agar tidak meninggalkan trauma.

“Sangat tepat langkah yang diambil oleh Dikbud Lotim untuk mengirim psikolog mendampingi anak-anak tersebut,” tegasnya. (rzq)

Komentar Anda