Dewan Lombok Tengah Pertanyakan Pembagian Daging Gratis

Pembagian Daging Gratis
DAGING GRATIS: Warga Lombok Tengah saat menerima pembagian daging domba gratis dari Yayasan Silver Indonesia asal Turki. (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Ketua Komisi II DPRD Lombok Tengah M Samsul Qomar mempertanyakan pembagian daging domba gratis kepada 15 ribu keluarga penerima manfaat (KPM).

Qomar curiga, jika pembagian daging gratis itu ditunggangi unsur kepentingan politik. Meski secara kelembagaan, pembagian daging itu dilakukan Disos Lombok Tengah bekerja sama dengan Yayasan Server Indonesia asal Turki. Akan tetapi, pembagian daging itu dilakukan melalui kecamatan dan dianggap fenomena langka. Terlebih, aksi itu dilakukan di luar bulan hari raya kurban. “Tapi bukan itu yang ingin saya sampaikan. Saya malah mengingatkan masyarakat kita untuk tidak lantas bangga menerima daging bantuan entah dari mana sumbernya itu,”  pesan Qomar, Rabu kemarin (7/2).

Menurut politisi Demokrat itu, masyarakat patut untuk waspada karena selain harus jelas kualitas kesehatan dari daging itu. Namun perlu juga diketahui tujuan dari pembagian daging ini seperti apa. “Karena sebelumnya tidak pernah ada bagi-bagi daging selain hari raya kurban. Jadi wajar kemudian hal itu kita pertanyakan, ada apa di balik semua ini,” tanyanya.

Bahkan, pihaknya menduga jika selama ini Lombok Tengah masuk dalam keadaan kekurangan gizi. Sehingga dunia luar membantu daerah ini untuk menanggulangi kekurangan gizi tersebut. “Kita jangan bangga dapat bantuan daging karena kalau tidak ada sesuatu, maka tidak mungkin ada bantuan tiba-tiba,” tukasnya.

Qomar malah curiga, data kekurangan gizi mana yang dijual oleh dinas. Sehingga daerah itu mendapat bantuan daging, karena disinyalir tidak akan pernah mungkin orang memberikan sesuatu tanpa maksud apa-apa. “Kami selaku dewan sebagai pihak yang mengawasi semua program harusnya dikasih tahu dari mana sumber daging itu. Halal atau apa, kan harus jelas terus hasil tes kelayakan konsumsi dari Balai POM sudah ada tidak,” selidiknya.

Terlebih, daging itu datang sudah dalam bentuk dipotong-potong dikemas sehingga hal itu harus diawasi. Namun yang paling penting harus segera diklarifikasi alasan diberikannya daging di luar bulan kurban itu. “Kok mendekati pilkada ada daging di mana-mana. Kalaupun ada di luar Lombok Tengah juga perlu kita pertanyakan jangan nanti masyarakat yang mendapatkan daging ini malah jadi korban,” tandasnya.

Apalagi, sambung mantan wartawan ini, melihat kondisi saat ini banyak penyakit macam-macam yang melanda masyarakat. Sehingga pihaknya menegaskan jika pembagian daging ini akan menjadi baik kalau dilakukan secara kontiniu dan sesuai standar kesehatan. “Ada apa dengan semua ini. Katanya daging kurban tapi ini bukan lebaran Idul Adha. Wajar kemudian kita menduga ada sesuatu di balik semua ini,” pungkasnya.

Kepala Dinas Sosial Lombok Tengah Baiq Sri Hastuti saat dikomfirasi menyampaikan, daging itu merupakan bantuan dari negara Turki. Masing-masing penerima daging mendapat 3 sampai 4 kilo untuk satu paket dalam rangka bersedekah. Pembagian daging kurban itu dilakukan yayasan asal Turni, dan pemda hanya memfasilitasi. “Pembagian daging domba itu dalam rangka sosial untuk menumbuhkembangkan ukhuwah islamiah masyarakat di seluruh Indonesia. Jumlah dagingnya sekitar 60 ton dan daging-daging itu dipotong di Australia. Makanya dibagikan jauh setelah hari raya kurban,” jelasnya.

Hastuti juga memastikan, jika daging yang diberikan kepada para warga itu kesehatanya terjamin. Karena hal itu sudah sesuai dengan cek laboraturium yang dilakukan pihak kesehatan. “Karena daging ini merupakan daging kurban dari umat Islam. Maka kepastianya juga sudah terjamin, sehingga masyarakat tidak perlu takut akan masalah itu,” tandasnya. (cr-met)