Desa Wisata Labuhan Lombok: Integrasi Pariwisata Berkelanjutan

Kadis Pariwisata Lombok Timur Iswan Rachmadi saat berswafoto di objek wisata Bukti Kayangan, Desa Wisata Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya.

SELONG — Langit biru di penghujung musim penghujan, laut bersepuh biru perak cahaya matahari, beberapa kapal nelayan dan feri nampak di kejauhan berlatar pulau seberang. Lalu di sisi lainnya Gunung Rinjani menampilkan lekuk pesonanya. Gambaran itulah yang akan tersaji dari ketinggian 89 mdpl Bukit Kayangan pada pagi hari.

Sementara pada malam hari, Bukit Kayangan akan bertabur kerlip bintang di langit, dan kerlip lampu nelayan yang mengarungi Selat Alas. Bukit Kayangan adalah sebuah bukit yang berdiri tegak mengucap selamat datang kepada siapa saja yang tiba dari arah Pelabuhan Kayangan, pintu masuk sebelah timur pulau Lombok.

“Kayangan, Gumi Patuh Karya, Kabupaten DATI II Lotim”, begitu tercetak di salah satu sisinya. Bukit yang sebelumnya gersang, beberapa waktu terakhir berhias, menjelma menjadi objek wisata yang ramai dikunjungi.

Hamparan rumput ilalang semakin menambah keindahan dan panorama wisata Bukit Kayangan di Desa Wisata Labuhan Lombok Kecamatan Pringgabaya.

Memanfaatkan posisi Bukit Kayangan, sembari menjaga kelestariannya sebagai wujud wisata berkelanjutan, pemuda Desa Labuhan Lombok yang berkolaborasi dengan pemerintah desa setempat mengembangkan bukit tersebut sebagai sebuah desatinasi wisata yang menawarkan banyak hal.

Areal seluas 11 hektar itu menyediakan spot foto yang menarik (baik langsung di lokasi maupun di latar belakang) camping ground yang hangat, dan tidak ketinggalan budaya Labuhan Lombok: sasak dan bugis dengan rumah dan pakaian adat yang tersedia di satu tempat.

Bukit Kayangan dikembangkan menyesuaikan kontur tanah tanpa banyak merubah struktur aslinya, seperti membiarkan batu-batu besar yang banyak terdapat di kawasan itu sebagai pelengkap yang menambah pesonanya.

Baca Juga :  Dispar Turunkan Target Kunjungan Wisatawan

Seperti diungkap Kepala Desa Labuhan Lombok, Siti Zaenab saat soft opening akhir 2021 lalu, objek wisata ini akan terus dikembangkan secara bertahap dan diintegrasikan dengan objek-objek wisata lainnya yang terdapat di wilayah tersebut. Ia menyebut Rp 490 juta yang bersumber dari desa dimanfaatkan untuk pengembangan destinasi tersebut.

Bukit Kayangan, diakui pengelolanya Abdul Haris Munandar, menjadi penyambung dengan objek wisata lain di desa wisata Labuhan Lombok. Misalnya saja bagi yang ingin menikmati keindahan bawah laut dengan diving maupun snorkling atau tujuan lainnya, akan mendapatkan informasi, bahkan bisa melakukan reservasi di lokasi tersebut.

Maklum saja, sebagai desa wisata yang masuk dalam 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023, Labuhan Lombok memiliki beragam objek wisata menarik. “Karena itu diperlukan konsep yang terintegrasi untuk memasarkannya. Posisi Bukit Kayangan menjadi penunjang pusat informasi pariwisata yang juga telah tersedia,” ujar dia.

Pemuda yang akrab disapa Binggor itu menyebut salah satunya adalah Museum Phinisi Perama Traditional Docking. Di Museum yang tidak jauh dari Kantor Desa Labuhan Lombok itu, wisatawan tidak sekadar menyaksikan berbagai aktivitas nelayan, melainkan pula menemukan barang dan perlengkapan yang akrab dengan perjalanan menjelajah lautan ala nelayan tardisional. Benda yang menyimpan banyak cerita perjuangan mengarungi lautan. Museum tersebut menjadi salah satu sarana meningkatkan literasi sosiologi masyarakat pesisir.

Baca Juga :  Pantai Pink Punya Paket Camping Ground 

Selain sport tourism seperti diving dan snorkling dengan panorama menakjubkan, Labuhan Lombok juga memiliki objek wisata lainnya yang tidak hanya mengandalkan keindahan alam, tetapi juga memberikan edukasi dan membangkitkan perekonomian masyarakat. Sebuat saja Goa Biawak, pusat kerajinan anyaman, pembuatan terasi, bahkan pandai besi, dan sejumlah lokasi menarik lainnya.

Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur Iswan Rakhmadi mengapresiasi keberhasilan membangun pariwisata berkelanjutan sebagai modal utama pembangunan desa wisata Labuhan Lombok. Demikian pula suksesnya kolaborasi dan sinergisitas yang dibangun Binggor bersama para pemuda setempat dengan Pemerintah Desa, terlebih masyarakat.

Kesadaran berbenah dan terus meningkatkan kualitas objek wisata dan pelayanannya pun tak lepas diapresiasi. Dengan itu pula ia berharap Desa Wisata Labuhan Lombok dapat berprestasi dan merebut momentum pada ADWI 2023.

“Setelah pada ADWI 2022 lalu masuk dalam 300 desa wisata terbaik, tahun ini Desa Wisata Labuhan Lombok berhasil masuk dalam 75 besar, bersama dua desa wisata lainnya di Nusa Tenggara Barat (NTB). Berbekal pengalaman dan kemauan untuk terus meningkatkan diri, diharapkan tahun ini dapat meraih predikat terbaik,” harap Iswan.

Akan tetapi muara akhir dari semua itu tentu bukanlah sekadar predikat, atau popularitas di mata wisatawan atau dewan juri yang akan segera turun melakukan penilaian lapangan, melainkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, menuju Lombok Timur Adil, Sejahtera, dan Aman, sebagai harapan bersama. (lie/ari/PKP/adv)

Komentar Anda