SUMBAWA – Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni P. Joewono mengunjungi kas titipan Bank Indonesia yang dikelola oleh Bank NTB Syariah Kantor Cabang Sumbawa. Dalam kunjungannya pada 6-7 September itu, Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono memuji dan memberikan apresiasi kepada Bank NTB Syariah atas ketertiban, kerapihan, sarana simpan dan pengelolaan fisik uang Rupiah yang telah mengikuti tata kKelola, sebagaimana diatur oleh Bank Indonesia.
“Kepada Direktur Bank NTB Syariah, pimpinan perbankan di Sumbawa, agar keberadaan kas titipan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan uang Rupiah, khususnya dalam menarik Uang Tidak Layak Edar (UTLE) dari masyarakat,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P. Joewono.
Dijelaskannya, bahwa pendirian kas titipan Bank Indonesia di sejumlah wilayah di Indonesia merupakan bentuk upaya Bank Indonesia dalam menjalankan mandat Undang-Undang No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang yang menyatakan bahwa Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang dalam melakukan pengedaran Rupiah.
“Melalui kas titipan diharapkan Rupiah dapat tersedia dalam jumlah yang cukup, denominasi yang sesuai dan kondisi layak edar di seluruh wilayah Indonesia,” kata Doni.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap mengatakan di Provinsi NTB terdapat dua titik lokasi kas titipan, yaitu Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa yang dikelola oleh Bank NTB Syariah dengan bank peserta meliputi BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, Bank Mega, Bank Danamon, BSI, BCA dan Bank Sinarmas.
“Keberadaan kas titipan di Kota Bima dan Kabupaten Sumbawa memegang peranan penting dalam menjaga pemenuhan uang Rupiah layak edar bagi masyarakat di Pulau Sumbawa,” ucap Berry.
Dikatakannya, hal tersebut tampak dari data permintaan uang Rupiah yang cenderung mengalami nett outflow sepanjang tahun. Mengacu data triwulan II tahun 2024, kas titipan Bank Indonesia di Kota Bima melayani kebutuhan uang Rupiah untuk Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu yang berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sebesar 15% dari akumulasi permintaan uang (outflow) Provinsi NTB.
Sedangkan kas titipan Bank Indonesia di Kabupaten Sumbawa melayani kebutuhan uang Rupiah untuk Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sebesar 14% dari outflow Provinsi NTB.
Menurutnya, keberadaan kedua kas titipan tersebut juga berkontribusi sebesar 11% terhadap upaya perbankan dalam menjaga efektifitas dan efisiensi kecukupan likuiditasnya dengan pangsa inflow pada kas titipan Bank Indonesia di Bima tercatat 4% dan di Sumbawa sebesar 7%.
“Dalam upaya mewujudkan kebijakan clean money policy, keberadaan kas titipan di Bima pada triwulan II tahun 2024 berkontribusi menyerap Uang Tidak Layak Edar (UTLE) sebesar Rp44,92 miliar, sedangkan Kas titipan di Sumbawa telah menyerap UTLE sebesar Rp20,02 miliar,” ujar Berry.
Dalam kunjungan tersebut, Doni P.Joewono juga hadir dalam kegiatan edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah yang diselenggarakan di SMPN 1 Sumbawa. Kegiatan kolaborasi antara Bank Indonesia dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa Besar tersebut diikuti oleh ratusan siswa dan guru dari sejumlah SMP di Kota Sumbawa. Kegiatan tersebut merupakan salah
satu bentuk tindak lanjut upaya integrasi CBP Rupiah ke dalam bahan ajar di lingkungan sekolah di Kabupaten Sumbawa Besar, sehingga terjadi percepatan peningkatan literasi siswa akan Rupiah. (luk)