Alasannya, TGB dinilai sebagai salah satu kader PD yang kompeten. Profil TGB sangat pas dengan PD yang nasionalis dan religius. Apa yang disampaikan TGB dalam tausiyah politiknya berbicara kekinian yang menunjukkan relevansi situasi negara. ‘’Bahkan sebelum pilkada berlangsung, TGB selalu menyuarakan partai yang menempatkan kepentingam bangsa di atas kepentingan kelompok atau golongan,’’ ucapnya mengutip pernyataan TGB.
Kata Acip, TGB selalu menyerukan sikap untuk fastabiqul khairat dalam politik. Tidak memecah belah bangsa hanya untuk kepentingan politik. Sikap TGB hari ini mendukung Jokowi harus dihargai. Bukan malah menjatuhkan TGB dengan memberikan sanksi yang telah ikut membesarkan partai. ‘’Tapi kami yakin Bapak SBY akan menjalankan prinsip-prinsip demokrasi,’’ pungkasnya.
Bagaimana soal hijrahnya sejumlah kader PD ke Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Jika TGB diberikan sanksi dan keluar dari PD, apakah kader PD di daerah akan ikut-ikutan memilih TGB atau tetap di Demokrat?. Sekelumit pertanyaan ini tak dinapikan sejumlah kader PD di NTB. Terutama dengan pernyataan sikap Ketua DPC PD Lombok Timur M Syamsul Luthfi dan TGH Hasanain Djuaini sebagai salah satu kader PD NTB.
Kemungkinan itu masih sangat berpeluang terbuka mengingat kader PD adalah loyalis TGB selama ini. Meski demikian, sejumlah kader PD di daerah berharap agar TGB tetap bernaung di partai pimpinan mantan Presiden SBY itu. ‘’Kami berharap TGB tetap menjadikan Partai Demokrat sebagai parpol penyalur aspirasi dan ikhtiar politiknya,’’ ungkap Ketua DPC PD Sumbawa, Syamsul Fikri AR kepada Radar Lombok.
Menurut Fikri, TGB sudah berkontribusi cukup bagi kebesaran dan kejayaan PD di NTB. Demikian juga, PD sudah berkontribusi mengantarkan TGB sebagai Gubernur NTB pada periode kedua. PD juga sudah mengawal kepemimpinan TGB dalam membangun dan memajukan NTB. ‘’Tapi kami yakin TGB akan tetap di Demokrat karena belum ada pernyataan beliau akan keluar,’’ tambahnya.
