Demo Mahasiswa IAIN Ricuh

demo iain
RICUH:Puluhan mahasiswa IAIN Mataram bentrok dengan pihak keamanan kampus saat demonstrasi,Senin kemarin (20/2) (M Haeruddin/Radar Lombok)

MATARAM—Sejumlah mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram kembali menggelar aksi demonstrasi menolak kebijakan rektor terkait pembayaran biaya kuliah Senin kemarin (20/2).

Aksi mahasiswa  yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Mahasiswa  IAIN menggugat  ini berakhir ricuh. Saling pukul antara mahasiswa dengan aparat keamanan tidak bisa dielakkan.

Berawal ketika mahasiswa yang melakukan aksi  membakar ban bekas. Namun oleh petugas keamanan kampus dan beberapa orang berpakaian bebas yang menurut mahasiswa merupakan pereman, berusaha memadamkan api tersebut namun mendapat perlawanan. “Kami mahasiswa ingin menyuarakan hak-hak pendidikan kami yang harus cuti oleh kebijakan yang tidak mendidik, maka jangan hadapkan kami dengan para preman. Apakah kampus ini mau ada korban nyawa sehingga baru mau mendengar tuntutan kami?,”ujar Fadli selaku koordinator lapangan (Korlap) aksi ketika berorasi.

Massa aksi menduga kalau pihak kampus mendatangkan preman untuk menjaga aksi tersebut, lantaran banyak yang berpakaian seperti mahasiswa namun tidak dikenali. ”Luar biasa kampus IAIN ini, kita aksi saja sampai bawa preman,”cetus massa aksi lainya.

[postingan number=3 tag=”demo”]

Baca Juga :  Komitmen Kejati Memberantas Korupsi Disoal

Aksi tersebut merupakan aksi lanjutan  guna protes terhadap kebijakan kampus yang tidak memperpanjang batas waktu  pembayaran uang SPP. Dalam orasinya, massa menilai  kebijakan kampus sangat  menyengsarakan mahasiswa sementara solusi yang diberikan oleh kampus sangat tidak adil lantaran harus cuti. ”Sudah membuat aturan yang tidak berperikemanusiaan, kita aksi malah dilawan dengan kekerasan,”ungkap Fadli.

Ia menilai   kebijakan kampus yang menerapkan tidak adanya perpanjangan pembayaran SPP dan membuat solusi kepada mahasiswa agar memilih cuti bagi yang belum membayar SPP dianggap sebagai kebijakan yang tidak memiliki jiwa kemanusiaan.”Apa penguasa kampus ini tidak memiliki hati nurani ketika mengorbankan 300-an orang harus cuti lantaran telat membayar SPP ?,”ujarnya.

Haris salah seorang orator lainya, ia menyampaikan  kebijakan kampus  menyengsarakan mahasiswa. Kebijakan tersebut cendrung mencekik dan merugikan mahasiswa sendiri. Sementara tidak pernah ada sosialisasi sebelumnya yang dilakukan oleh pihak kampus.”Sudah kebijakan kampus menyakitkan, tidak pernah sosialisasi lagi,”ujarnya.

Wakil Rektor 3 IAIN Mataram Subhan ketika dikonfirmasi menyampaikan kebijakan tidak diperpanjangkanya massa pembayaran SPP merupakan langkah kampus untuk menerapkan kedisiplinan dan tidak mau merusak sistem online yang sudah jalan.”Mahasiswa kami 12 ribu-an yang tertib. Jadi kami tidak mungkin mengorbankan mahasiswa yang sudah membayar demi segelintir mahasiswa yang belum membayar dan melakukan aksi tersebut,”ujarnya.

Baca Juga :  Pelaku Bank Syariah dan Wisata Halal Bersinergi

Ia menuding  massa aksi tersebut merupakan benalu dalam menegakan disiplin  di kampus tersebut.”Kami ini pendidik dan pendidikan itu harus disiplin. Jadi tidak adil kami dimana?. Bahkan saya rasa bahwa yang demo itulah yang tidak adil,”ujarnya.

Ia menjelaskan, pihak kampus memberikan solusi bagi mahasiswa   semester 2,4 hingga semester 6 ketika belum membayar SPP agar cuti. Sementara semester 8 keatas yang menyusun skripsi diberikan keringan tetap dilayani meskipun  belum membayar SPP di semester tersebut.”Tapi solusi yang kami tawarkan malah mereka tidak mau,”ujarnya.

Pihak kampus juga merasa sudah jauh-jauh hari sebelumnya melakukan sosialisasi dengan menempel pengumuman di kampus.”Kita berikan sosialisasi untuk batas pembayaran SPP tersebut sudah dua bulan. Itu buktinya sudah 12 ribu mahasiswa kami yang sudah membayar. Yang demo ini kan mahasiswa yang belum membayar,”tutupnya.(cr-met)

Komentar Anda