
MATARAM—Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah, mendorong Museum Negeri NTB ke depannya mampu menjadi etalase untuk menunjukkan identitas daerah.
Dengan hadirnya berbagai kegiatan seperti pameran kebudayaan, dia berharap kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan kebudayaan terus meningkat.
Harapan tersebut disampaikan Bunda Niken, sapaan akrabnya, saat membuka Pameran Temporer Museum Negeri NTB yang bertemakan “Eksotika Wastra Nusa Tenggara Barat”, di Museum Negeri NTB, Senin (8/11/2021).
Bunda Niken juga mengapresiasi Museum Negeri NTB, yang bekerjasama dengan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) NTB, atas tema yang diangkatnya, yakni upaya melestarikan kebudayaan wastra atau keberanekaragaman kain khas NTB yang terdiri dari berbagai suku, sehingga wastranya memiliki ciri khas tersendiri pada keragaman wastra-nya.
“Sebuah kegiatan yang sangat-sangat positif. Kami apresiasi apa yang telah diikhtiarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, yaitu menjadikan Museum sebagai sarana edukasi bagi masyarakat, baik masyarakat NTB maupun para tamu yang datang ke NTB,” ucap Bunda Niken.

Bunda Niken menyebut bahwa melestarikan kebudayaan wastra NTB menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh masyarakat. Untuk itu, Dekranasda NTB pada tahun 2022 juga memiliki program “Sosialisasi/Kampanye Wastra”.
Program ini diharapkan dapat membangkitkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan wastra NTB, khususnya kepada generasi penerus bangsa. “Menjadikan ini sebagai bagian dari edukasi kita kepada anak-anak akan sangat penting, dan ini adalah suatu hal yang harus terus kita lakukan dengan rutin,” pesan Bunda Niken.
Kesempatan itu, Bunda Niken juga berjanji akan membantu mewujudkan pembangunan gedung di Museum NTB yang lebih representative untuk ruang pameran temporary. Mengingat gedung bangunan yang biasanya menjadi lokasi pameran, kini telah beralih fungsi menjadi Museum Geologi.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Dr Aidy Furqan, menyampaikan bahwa ke depan Museum NTB, selain difungsikan untuk edukasi para siswa atau pelajar, termasuk mahasiswa, khususnya terkait tentang sejarah dan buda NTB. Maka ke depan Museum NTB juga akan berfungsi sebagai destinasi wisata.
“Pihak Museum NTB sendiri selama ini telah bekerjasama dengan berbagai travel agent, maupun pelaku wisata, agar para wisatawan diarahkan untuk berkunjung ke Museum NTB. Dan alhmadulillah, ini telah berjalan baik,” papar Aidy.
Sedangkan Kepala Museum NTB, Bunyamin, M.Hum, dalam laporannya menyampaikan Pameran Temporer “Eksotika Wastra Nusa Tenggara Barat” ini merupakan agenda tahunan Museum NTB. “Tahun ini, pameran akan berlangsung mulai dari tanggal 8 sampai dengan 14 November mendatang,” jelasnya.
Disampaikan Bunyamin, tujuan pameran temporary ini sekaligus hendak memberikan pengetahuan lebih kepada para siswa, pelajar, dan mahasiswa, termasuk masyarakat, bahwa koleksi benda-benda bersejarah Museum NTB tidak hanya yang ada di ruang pajang tetap saja. “Khusus wastra, kami memiliki koleksi 1050 lebih kain tenun yang rata-rata usianya diatas 50 tahun,” jelasnya.
Mengapa wastra yang dipilih untuk pameran? “Karena kalau bicara soal wastra, tentu tak lepas dari sejarah pengetahuan manusia itu sendiri. Dimana manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi tubuh, dan juga didorong oleh fungsinya sebagai kelengkapan upacara adat, bahkan bisa menjadi prestise bagi penggunanya,” tutur Bunyamin.
Dalam Pameran Temporer “Eksotika Wastra Nusa Tenggara Barat” ini, pihak Museum lebih memfokuskan diri pada teknik pembuatan dan fungsinya, serta ragam hias, yakni Kain Tenun Pelekat, Kain Tenun Songket, dan Kain Sulam. “Di ruang pameran kami sajikan 45 buah kain tenun, terdiri atas 12 kain Tenun Pelekat, 22 Kain Tenun Songket, dan 11 Kain Sulam,” jelas Bunyamin.
Sebenarnya pihak Museum NTB hendak memamerkan lebih banyak lagi kain tenun. Namun karena keterbatasan ruang pameran yang dilaksanakan di Ruang Aula, yang tentu kecil dan tidak representative, sehingga tidak bisa lebih banyak menempatkan koleksi.
“Dahulu kami memiliki ruang pameran temporary yang bagus. Hanya saja, ruang itu sekarang digunakan menjadi Museum Geopark Rinjani. Sehingga untuk pameran-pameran temporary, terpaksa kita gunakan ruang auditorium (aula). Alhamdulillah, Ketua Dekranasda NTB, yang juga Isteri Gubernur NTB, berjanji akan membantu mengusahakan pembangunan gedung baru di museum untuk ruang pameran temporary. Semoga dapat segera terwujud,” harap Bunyamin.
Karena pameran dilaksanakan masih dalam kondisi pandemi, pihaknya juga mengaku menggelar pameran ini dengan pelaksanaan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat. Sehingga pengunjung yang masuk ruangan dibatasi hanya 20 orang, sesuai Prokes.
“Kami juga bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Mataram dan juga Kemenag NTB, agar mengerahkan para siswa dan pelajar dibawahnya untuk mengunjungi pameran temporary. Sehingga mereka memiliki pengetahuan tentang sejarah dan budaya daerahnya sendiri,” pungkas Bunyamin. (gt)