Debat Terakhir Tiga Paslon Bersifat Defensif

DEBAT KETIGA: Debat ketiga Pilgub NTB yang digelar KPU NTB, dengan tema, sinergitas pembangunan pusat dan daerah untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (AHMAD YANI/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB menggelar debat Pilgub NTB ke tiga, dengan mengambil tema, sinergitas pembangunan pusat dan daerah untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kesempatan itu, Cagub Lalu Iqbal dalam pemaparannya menyampaikan bahwa pihaknya menghendaki ada perubahan untuk lebih baik. Starting poin dengan mengakui kekurangan, yaitu kemiskinan tertinggi di Indonesia, IPM terendah, dan pengangguran terus meningkat.

Untuk itu, Iqbal-Dinda ketika terpilih akan mulai melakukan perubahan dan pembenahan, dengan visi Presiden Prabowo, yakni menciptakan tata keola pemerintahan lebih baik, ekosistem industri berbasis pertanian dan kelautan, memaksimalkan pariwisata, serta memberikan bantuan Rp 300 juta hingga Rp 500 juta, setiap desa. “Kita kurangi angka pengangguran sekitar 50 persen dari saat ini,” kata Lalu Iqbal.

Sementara Cagub Sitti Rohmi Djalilah mengatakan pihaknya tetap konsisten, tanpa terkecuali, dan tidak boleh ada yang tertinggal, Menuju NTB yang Maju dan Berdaya Saing. “Dengan sinergitas pemerintah pusat, kita perjuangkan NTB menuju kehidupan yang bermartabat,” ujar Rohmi.

Sedangkan Cagub Zulkifelinansyah mengungkapkan, dengan dirinya yang pernah menjabat (Gubernur NTB), maka tinggal melanjutkan NTB Gemilang. “NTB Gemilang, Maju dan Berdaya Saing. NTB Sejahtera dan Mendunia,” ucap Zul.

Kemudian pertanyaan dengan subtema masalah sosial, yang dalam jangka panjang NTB dapat bertransformasi menuju Indonesia Emas 2045.

Cagub Rohmi menyampaikan bahwa berbagai persoalan sosial seperti judi online, narkoba, dan lainnya, tidak bisa diselesaikan secara sederhana. “Jadi kita bangun basis desa dan kelurahan, sehingga bisa cepat mengatasinya. Dengan begitu, bisa cepat terpotret dan ditemukan solusinya,” ujar Rohmi.

Sementara Cagub Iqbal mengatakan, bahwa dalam perjalanan pihaknya menemukan induk  persoalan sosial adalah kemiskinan. Sebab itu, fokusnya adalah mengurangi kemiskinan, ekosistem industri yang berbasis pertanian dan kelautan, memaksimalkan pariwisata, dan memberikan bantuan Rp 300 juta hingga Rp 500 juta setiap desa. “Ditambah di pendidikan dan pencegahan,” imbuhnya.

Pertanyaan dengan subtema pluralisme, Cagub Zulkieflimansyah mengatakan bahwa NTB bisa menjadi refleksi indonesia. Dimana selama menjadi gubernur, pihaknya meghadirkan NTB yang nyaman dan aman. Demikian keteladanan ditunjukkan, dengan menghadiri semua kegiatan keagamaan. “NTB untuk semua,” ujar Zul.

Sementara Cagub Iqbal mengaku ketika pihaknya keliling di NTB, ada makam dipugar, tetapi banyak dikunjungi non muslim. Artinya, toleransi itu sudah ada di hati masyarakat NTB. “Apa penyebab intoleran, kita masukkan di pendidikan. Kita ajarkan (toleransi) sejak dini,” terangnya.

Pertanyaan subtema seni budaya, bagaimana kebijakan untuk memperkuat ekosistem kebudayan di NTB. Cagub Iqbal menyatakan pihaknya memahami pemeliharaan budaya, dan tugas negara tidak hanya mensejahterakan rakyat, tetapi juga memberikan kesempatan rakyat dengan nilai-nilai yang diyakini dan dianutnya.

Sebab itu, pihaknya akan memisahkan dinas budaya dan pendidikan, karena keduanya sangat penting. Budaya adalah sesuatu yang tumbuh dan berkembang. Peningkatan kualitas guru mengajar budaya di sekolah, Dewan Adat dihidupkan lagi, dan anak-anak diajarkan untuk mencintai budaya. “Sebab itu, kita perlu menelurkan Sekolah Tinggi Institut Budaya, perlu mendoromg industri kreatif berbasis budaya, dan perlu dipikirkan juga kesejahteraan tokoh adat dan pemangku adat,” ujar Iqbal.

Pertanyaan dengan subtema pemuda dan olahraga, yakni menciptakan kebijakan olahraga yang terukur dan berkelanjutan. Cagub Zulkieflimansyah mengatakan bahwa dengan NTB menjadi tuan rumah PON 2028, tentu akan menciptakan multiplayer effect. Demikian untuk mendukung kegiatan olahraga, selain pendanaan di APBD, juga dapat menghimpun dana CSR. “Tentunya meraih banyak medali dan prestasi,” imbuhnya.

Cagub Iqbal mengatakan bahwa salah satu problema olahraga adalah mencari bakat. Hal ini sulit dilakukan, karena tidak ada pembinaan olahraga yang berjenjang. Sebab itu, setiap desa akan ada satu olahraga untuk pembinaan berjenjang. Menurutnya, banyak pemuda yang mengeluhkan tidak ada ruang untuk menyalurkan minat dan bakat, serta berksepresi, yang akan dimulai dari desa. “Jadi sesuai visi Prabowo,” imbuhnya.

Pertanyaan dengan subtema supremasi hukum, bagaimana kebijalan meningkatkan budaya hukum. Cagub Rohmi mengatakan ketaatan hukum dengan menberikan contoh, seperti birokrasi bekerja sesuai dengan aturan yang ada, kerjasama yang baik dengan Forkominda, dan dalam setiap kebijakan selalu mengikuti ketentuan yang berlaku. (yan)