MATARAM — Debat perdana yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB, Rabu malam (23/10) lalu, menuai protes dari Tim Relawan Zulkieflimansyah-Suhaili FT (Zul-Uhel). Pasalnya, pertanyaan yang diajukan tim panelis dinilai tidak sesuai tema debat.
Koordinator Tim Relawan Zul-Uhel, Hasan Masat mengatakan pihaknya akan melayangkan protes keras ke KPU NTB, sebagai penyelenggara debat Pilgub NTB. Itu setelah pihaknya melihat banyak pertanyaan dalam debat yang diajukan tim panelis tidak sesuai dengan tema debat yang telah ditentukan KPU.
Sebab itu, pihaknya meminta KPU untuk melakukan evaluasi debat perdana tersebut, sebagai bahan bagi pelaksanaan debat berikutnya. “Kami juga meminta KPU, agar tim Paslon bisa memberikan masukan bagi pelaksanaan debat berikutnya,” katanya, Jumat kemarin (25/10).
Seperti diketahui, debat perdana yang digelar KPU NTB mengambil tema Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik untuk kesejahtraan. Secara teknis, dalam pelaksanaan debat itu setiap Paslon diberikan kesempatan mengambil fish ball untuk menentukan pertanyaan yang sudah disiapkan tim panelis dalam setiap sub tema
Namun dia menilai beberapa pertanyaan yang disiapkan tim panelis tidak relevan dengan isu-isu strategis yang menjadi fokus tema, Birokrasi dan Pelayanan Publik.
“Tema yang ditentukan tentang Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik, tetapi pertanyaan-pertanyaan disiapkan tim panelis melebar kemana-mana, mulai dari kemiskinan dan pengangguran dari lulusan SMK,” ujar Hasan.
Meski demikian, pihaknya tetap memberikan apresiasi bagi pelaksanaan debat yang dilaksanakan KPU NTB tersebut. Hanya saja, Hasan mengangap KPU NTB tidak konsisten terhadap tema debat perdana tersebut. “Hal ini menunjukkan kalau KPU tidak konsisten,” ucapnya.
Sebab itu, Tim Relawan Zul-Uhel menyoroti pentingnya KPU menjaga integritas debat, sebagai upaya menyampaikan visi dan misi masing-masing calon. Selain itu, dia juga mengatakan KPU tidak cermat dalam menentukan durasi waktu, terutama sesi pertama dan saat pertanyaan sesama Paslon.
Menurutnya, KPU penting melaksanakan debat sesuai tema, sehingga bisa memberikan informasi yang jelas dan akurat kepada publik. Pihaknya juga meminta KPU melakukan evaluasi, sehingga pelaksanaan debat berikutnya bisa lebih baik. “Dari debat itu masyarakat pemilih diharapkan memiliki referensi yang cukup untuk memilih Paslon,” ujar Hasan.
Sementara itu, pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB juga mengaku bakal melakukan evaluasi gelaran debat perdana dalam kontestasi di Pilgub NTB 2024. “Debat perdana kita evaluasi, untuk pelaksanaan debat berikutnya,” kata Ketua KPU Provinsi NTB, Muhammad Khuwailid.
Dikatakan, dalam debat berikutnya diharapkan para Paslon bisa menyampaikan visi-misi dan program kerja yang lebih mendalam. Sehingga masyarakat bisa melihat secara rinci visi-misi dan program kerja dari masing-masing paslon. “Dari sisi penyampaian materi oleh Paslon, kami harapkan ke depan itu lebih mendalam,” imbuhnya.
Khuwailid menilai debat kandidat tersebut, sudah berjalan dengan lancar. Namun demikian, KPU NTB mencatat perilaku para pendukung Paslon yang dinilai kurang tertib saat masuk ke dalam arena debat. Alhasil, para kandidat terlihat terganggu pada saat menyampaikan gagasannya.
Karena itu, di debat berikutnya, diharapkan para pendukung Paslon bisa lebih tertib. “Debat berikutnya kita harapkan meningkatkan ketertibannya, sehingga visi-misi dari Paslon bisa terdengar secara utuh oleh pemirsa, tidak dihalangi dan diganggu oleh pendukung,” ujarnya.
Selain itu, KPU NTB juga berencana mengurangi jumlah pendukung yang masuk dalam arena debat berikutnya. Dimana pada debat pertama, pendukung yang masuk arena ada sebanyak 100 orang, dari masing-masing Paslon.
Dia menambahkan, teknis debat perdana juga turut menjadi catatan oleh KPU NTB. “Setelah kami melihat kondisi di dalam arena debat, ternyata kurang kondusif, karena terlalu banyak pendukung,” ucap Khuwailid.
Sementara itu, Komisioner KPU NTB Agus Hilman menambahkan, bahwa dalam debat berikutnya, KPU akan mengurangi jumlah pendukung yang masuk dalam arena debat. Sehingga bisa lebih kondusif ketika Paslon menyampaikan gagasannya.
“Nah, setelah kita melihat kondisi di dalam, ternyata kurang kondusif. Sehingga pada debat Paslon berikutnya, mungkin kami akan kurangi jumlah pendukung yang bisa masuk,” tegas Hilman. (yan)