PRAYA – Hasil Lembaga Survei Nusra Institute terkait Pilkada Lombok Tengah, beredar luas di media sosial (Medsos). Kuat dugaan data hasil survei ini bocor, setelah pihak lembaga survei Nusra Institute mengklarifikasi, bahwa mereka tidak pernah mempublikasikan hasil tersebut secara resmi, mengingat saat ini telah memasuki masa tenang.
Namun demikian, pihak Nusra Institute tidak membantah jika mereka sebelumnya sudah melakukan survei untuk Pilkada Lombok Tengah.
Direktur Nusra Institute, M Roby Satriawan ketika dikonfirmasi membenarkan, bahwa survei telah dilakukan untuk peta politik Pilkada Lombok Tengah dan NTB. Namun, hasil survei tersebut sejatinya hanya diserahkan kepada klien mereka untuk kepentingan internal.
“Kami tidak melakukan rilis di media karena akan memasuki masa tenang. Kami hanya menyerahkan dokumen laporan kepada klien, dan sudah menyampaikan agar tidak disebarkan,” ungkap M Roby Satriawan, Minggu (24/11).
Roby tidak menafikan bahwa dokumen yang beredar adalah laporan resmi yang mereka buat. Namun, pihaknya menduga ada oknum tertentu dari tim klien yang membocorkan data tersebut. “Sepertinya ada oknum tim yang membocorkan (hasil survei),” tambahnya.
Roby menolak berkomentar lebih jauh mengenai hasil survei tersebut. Menurutnya, seluruh data telah dipresentasikan dalam pemaparan internal sebelumnya. “Kami tidak bisa mengomentari hasil karena sudah masuk masa tenang. Saya kira tidak perlu dijelaskan lagi,” ujarnya.
Seperti diketahui dalam survei tersebut, pasangan H Lalu Pathul Bahri dan H.M. Nursiah unggul jauh dibandingkan dua pasangan lainnya dengan memperoleh 60,50 persen. Kemudian disusul oleh pasangan H Achmad Puaddi FT-Legewarman dengan memperoleh 15,75 persen dan H Ruslan Turmuzi-Lalu Normal Suzana mendapatkan 11.00 persen.
Survei yang dilakukan 18-20 November lalu itu responden yang ragu-ragu atau belum menentukan pilihan tercatat sebanyak 12,75 persen. Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak terkait mengenai kebocoran data survei tersebut. (met)