PRAYA– Program Indonesia Pintar (PIP) di Lombok Tengah (Loteng) masih bermasalah.
Di sejumlah sekolah, penerima bantuan ini tidak bisa mencairkannya. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Loteng telah melaporkan masalah ini ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah pada Dikpora Loteng HL Muliawan mengatakan, laporan pihaknya sudah ditindaklanjuti. Tim pusat turun untuk melakukan monev guna mencari akar permasalahan, sehingga di sejumlah sekolah PIP tidak bisa dicairkan. “Kita sebelumnya sudah melaporkan masalah ini dan hari ini (kemarin, red) tim dari pusat turun ke sekolah yang bermasalah,” terangnya, Selasa kemarin (20/12).
Sekolah yang jadi sasaran monitoring dan evaluasi (monev) diantaranya, SMAN 1 Jonggat, SMAN Batukliang, SMAN 1 Janapria, SMAN 1 Praya Timur, SMAN 2 Pujut, dan MA Darul Muhajirin Praya.
Setelah dilakukan monev, PIP yang tidak bisa dicairkan ternyata karena terdapat data siswa ganda dan ada identitas yang belum lengkap yang dimiliki oleh siswa penerima tersebut. Adanya data yang kurang lengkap, sehingga pihak bank masih menahan dana yang berasal dari pemerintah pusat ini. “Bank juga tidak mau gegabah mencairkan PIP ini, sebab ada aturan atau mekanisme yang harus ia lalui, namun jika sudah ditemukan permasalahannya, insya Allah data tersebut akan kita perbaiki,” tandasnya.
Setelah dilakukan penyempurnaan, kepala sekolah akan membuat rekomendasi dan inilah yang nantinya akan dibawa ke bank terkait untuk bisa segera diproses pencairan bantuan ini. “Setelah kita ketahui persoalannya, kami akan dorong para kepala sekolah untuk segera membuatkan rekomendasi pengambilan, dan insya Allah jika sudah ada rekomendasi, dana itu langsung dicairkan,” tukasnya. (cr- ap)