Ada salah satu perusahaan travel NTB yang masuk 10 besar di ajang pengembangan perusahaan rintisan (startup) bidang pariwisata yang digelar baru-baru ini. Ini patut diapresiasi.
DEVI HANDAYANI-MATARAM
Yang mewakili NTB di ajang Wonderful Startup Academy Bacth II 2019 adalah traveloby, travel agent lokal. Wonderful Startup Academy adalah program pengembangan startup business yang bergerak di sektor pariwisata Indonesia yang merupakan inisiasi kolaboratif antara Kementerian Pariwisata, Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan International Council for Small Business (ICSB) Indonesia.
BACA JUGA: Mengunjungi Desa Dasan Borok dengan Mural Cantiknya
Salah satu tujuan program ini adalah menciptakan ekosistem agar Indonesia menjadi destinasi wisata utama mancanegara. “ Ini adalah program kementerian untuk mendorong startup baru dapat membentuk industri pariwisata Indonesia,” ungkap Adimas selaku owner jasa travel, Traveloby, kepada Radar Lombok belum lama ini.
Travel ini bisa masuk karena memenuhi beberapa kategori. Ini adalah ajang tahunan dan ini adalah tahun kedua dilaksanakan. Traveloby bersaing dengan peserta dari berbagai daerah di Indonesia. “ yang dilihat itu model bisnisnya, kemampuannya berkembang sejauh mana, mencapainya sejauh ini seperti apa, Alhamdulillah kami masuk,” lanjutnya.
Dari 10 industri pariwisata yang masuk, 8 diantaranya dari daerah Jabodetabek, sisanya dari NTB dan Sumatera Utara. Persaingan cukup kekat. Memenuhi criteria itu sulit. Sekarang yang masuk 10 besar akan diperkecil lagi hingga muncul 3 besar. Masuk nominasi ini dianggap sebagai pemacu semangat untuk bekerja lebih tekun lagi dalam rangka memajukan pariwisata NTB. Saat ini kondisi pariwisata lesu pasca bencana gempa. “ Kita harapkan bisa membantu industri pariwisata Indonesia khususnya Lombok. Karena Lombok ada 400 lebih industri yang terdaftar. Kita mencoba untuk digitalisasi travel agent sesuai permintaan pemerintah,” ujarnya.
BACA JUGA: Perjuangan Turmuzi Menjadi Sarjana Terbaik dari Hasil Jualan Cilok
Jika menang di ajang ini, pemenangnya diguyur hadiah. “ Tahun pertama kemarin itu juaranya dapat investasi sebesar 5 juta dolar, dan kemarin Pak menteri pesan tahun ini harusnya meningkat dari tahun pertama,” ucapnya.
Sayang keikutsertaan NTB di ajang ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Sejauh ini Dimas mengusahakan sendiri dana yang diperlukan. “Kita belum sampai ke telinga pemangku daerah, kita murni bergerak sendiri,” jelasnya. (*)