Danone Indonesia Gelar Aksi Gizi Generasi Maju Mendukung Pencegahan Stunting di Lombok

KETERANGAN PERS: Wagub NTB bersama Bupati Lombok Barat, Kadis Kesehatan Provinsi NTB dan Perwakilan Danone memberikan keterangan resmi terkait Gelar Aksi Gizi Generasi Maju Untuk Dukung Pencegahan Stunting di Lombok. (IST FOR RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG–Dalam rangkaian momentum peringatan Hari Gizi Nasional 2023, Danone Indonesia terus memperkuat kolaborasi mendorong asupan protein hewani untuk pencegahan stunting.

Untuk itu, dalam upaya menyebarluaskan informasi seputar inisiatif program pencegahan stunting, Danone Indonesia menggelar kegiatan “Aksi Gizi Generasi Maju” bertajuk “Wujudkan Generasi Maju Bebas Stunting dengan Isi Piringku kaya Protein Hewani” yang diselenggarakan pada 9-10 Februari 2023 di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah dan Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si.

Melalui kegiatan tersebut, Danone Indonesia ingin berbagi pengalaman praktik baik kemitraan antara Pemerintah Daerah dan swasta dalam upaya edukasi pencegahan stunting dan kebersihan lingkungan di Lombok, khususnya bagi masyarakat yang berada di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Kebon Kongok, Lombok Barat, NTB.

Di mana sebagai kelompok rentan di rural area, seperti masyarakat yang tinggal di kawasan TPA terkadang masih kurang mendapatkan perhatian khusus, terutama terkait edukasi gizi dan sanitasi. Padahal, mereka terbilang sebagai pahlawan dalam hal lingkungan, namun kesehatan dan kesejahteraan mereka masih menghadapi banyak tantangan.

Stunting masih menjadi menjadi tantangan permasalahan kesehatan yang dihadapi anak-anak Indonesia. Meskipun hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa angka stunting telah turun sebanyak 2,8 persen menjadi 21,6 persen dibandingkan dari data 2021 yang mencapai 24,4 persen, namun angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan WHO yaitu di bawah 20%. 

Untuk itu, pencegahan stunting masih perlu menjadi perhatian semua pihak agar upaya untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045 tidak terhambat serta target pemerintah untuk penurunan angka stunting hingga 14% di tahun 2024 bisa tercapai.

Dokter spesialis anak, dr. Ananta Fittonia Benvenuto, M.Sc, Sp.A mengatakan, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang diakibatkan kurang gizi kronis serta infeksi berulang.

Kondisi ini biasanya ditandai dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar. Jika tidak ditangani dengan tepat, kondisi stunting pada anak dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme tubuh, dan pertumbuhan fisik.

Untuk itu, peringatan Hari Gizi Nasional merupakan salah satu momentum yang tepat untuk mendukung memperbaiki gizi dengan mengedukasi masyarakat dalam pemenuhan asupan protein hewani.

Sebab, asupan ini memiliki peran besar menurunkan risiko stunting. Terlebih lagi Lombok memiliki beragam pangan potensial yang cukup terkait dengan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, di antaranya Nyale (cacing laut), pangan laut (seperti ikan, udang, cumi-cumi, kerang), ayam, telur, daging sapi dan susu sapi.”

Penting untuk dipahami bahwa penyebab utama permasalahan gizi adalah asupan gizi yang tidak optimal. Asupan protein hewani dan zat besi menjadi salah satu elemen kunci dalam optimalisasi masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), termasuk untuk pencegahan stunting.

Namun tidak hanya itu, selain status gizi yang buruk, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan masih tingginya angka stunting di Indonesia. Lingkungan yang tidak higienis, buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan, serta infeksi penyakit juga bisa mengakibatkan stunting pada anak. Untuk itu, selain asupan makan yang bergizi seimbang kaya protein hewani, stunting juga bisa dipengaruhi pola asuh, sanitasi serta juga budaya atau kebiasaan masyarakat setempat.

Terlebih lagi bagi anak-anak yang tinggal di daerah yang rentan terpapar infeksi seperti di TPA yang merupakan sumber utama polusi tanah, udara, sumber air dangkal dan sanitasi.

“Anak-anak yang berada di lingkungan rentan terpapar penyakit infeksi seperti di TPA perlu dipastikan mendapat asupan makanan dengan gizi seimbang dan kaya protein hewani. Hal tersebut penting mengingat protein memainkan peran penting dalam memberi kekuatan pada sel T atau limfosit T tubuh, salah satu jenis sel darah putih yang bertugas melawan infeksi, baik bakteri maupun virus penyebab penyakit. Jika anak kekurangan asupan protein, maka akan menjadi lebih lemah dan rentan terkena penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya protein hewani agar daya tahan tubuh anak tetap kuat sehingga nutrisi bisa optimal mendukung tumbuh kembangnya. Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak, bisa juga dipertimbangkan untuk memberikan sumber nutrisi yang difortifikasi dengan kombinasi unik Zat Besi & Vitamin C agar si Kecil bisa tumbuh maksimal,” jelas dr. Ananta Fittonia Benvenuto, M.Sc, Sp.A.

Provinsi NTB masih memiliki tantangan dalam menurunkan angka prevalensi stunting dimana Provinsi NTB masuk dalam 12 provinsi yang menjadi prioritas percepatan penurunan stunting serta 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang ramah lingkungan dan bebas sampah.

Untuk itu, berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah, baik di level pusat maupun daerah untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan dan lingkungan dalam upaya penanganan stunting di NTB.

Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, mengatakan, “Kami menyadari masih terdapat tantangan yang dihadapi di NTB dalam upaya untuk menurunkan prevalensi kasus stunting. Salah satu nya adalah dengan terus meningkatkan pemahaman masyarakat terkait pola hidup sehat, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan. Oleh karena itu, berbagai upaya terus dilakukan Pemprov untuk menekan angka stunting di NTB. Diantaranya pencapaian yang telah ditunjukkan oleh kabupaten di NTB yaitu Kabupaten Lombok Barat telah bisa melakukan Deklarasi Tuntas 5 Pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), yang meliputi Stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun di air mengalir, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga dan pengamanan limbah cair rumah tangga. Hal tersebut dapat tercapai berkat peran aktif Posyandu.”

Penanganan stunting memang pekerjaan berat yang perlu dukungan dan kolaborasi semua pihak, bukan hanya pemerintah dari tingkat desa, kabupaten kota hingga provinsi, namun juga pihak swasta dan masyarakat. Sebab, jika kita bergotong royong, maka semua bisa dihadapi bersama untuk mengatasi tantangan penanganan dan pencegahan stunting di NTB. “Untuk itu, kami sangat mengapresiasi berbagai inisiatif dan kontribusi yang telah dilakukan Danone Indonesia untuk pembangunan kesehatan dan lingkungan di NTB, sehingga bisa berdampak positif bagi kesehatan masyarakat dan mendapatkan haknya baik dari segi kesehatan. Hal ini sejalan dengan komitmen Provinsi NTB untuk jadi salah satu provinsi di Indonesia yang layak anak,” tambah Sitti Rohmi Djalilah.

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan, “Dengan komitmen jangka panjang yang terangkum dalam visi ‘One Planet One Health’, Danone Indonesia percaya bahwa kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan saling terkait satu sama lain. Oleh karena itu, setiap inisiatif dan inovasi yang Danone lakukan selalu berlandaskan pada kesehatan manusia dan kebersihan lingkungan. Seperti yang dilakukan dalam rangkaian peringatan Hari Gizi Nasional, Danone Indonesia terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemerintah daerah terus berupaya mendorong adanya inisiatif dalam pencegahan stunting dan kesehatan lingkungan. Salah satunya melalui edukasi yang dapat berperan sebagai kunci untuk merubah perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan stunting serta kebersihan lingkungan bagi masyarakat di NTB, serta program Lombok PET yang merupakan implementasi dalam komitmen #BijakBerplastik di 5 Destinasi Super Prioritas (DSP).”

Danone menyadari bahwa dukungan dan kolaborasi semua pihak penting untuk terus diperkuat sebagai upaya untuk penanganan dan pencegahan stunting dan kebersihan lingkungan. Terutama di wilayah Indonesia bagian timur yang masih perlu mendapatkan dukungan dan perhatian semua pihak. Untuk itu, secara berkelanjutan Danone Indonesia terus berkontribusi pada upaya pencegahan stunting telah diimplementasikan di beberapa provinsi di Indonesia bagian timur, diantaranya juga dilakukan di NTB. Inisiatif tersebut antara lain GASING NEKMESE (Generasi Bebas Stunting melalui Nutrisi Edukasi Keluarga Menuju Sehat) di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bertujuan untuk pencegahan stunting dengan menargetkan pada peningkatan kesehatan dan kapasitas masyarakat dengan pendekatan edukasi nutrisi dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); Warung Anak Sehat (WAS) di Ambon, Maluku yang bertujuan untuk mengurangi angka malnutrisi pada anak-anak usia 5-12 tahun dan mengedukasi anak-anak dan para guru di sekolah melalui penyediaan jajanan sehat dan bergizi pada anak; Recycle Business Unit di Labuan Bajo, NTT dan Lombok PET, NTB sebagai fasilitas daur ulang yang menjalankan pengumpulan dan daur ulang botol plastik bekas; Program Isi Piringku di sekitar TPA Kebon Kongok, Lombok Barat, NTB yang bertujuan untuk membantu para orang tua dan guru membiasakan konsumsi makanan dengan gizi seimbang baik di rumah maupun sekolah; serta Bantuan korban gempa Lombok, NTB pada tahun 2018 berupa fasilitas dan akses air bersih.

Upaya pencegahan stunting sejalan dengan visi keberlanjutan Danone Indonesia untuk membawa kesehatan melalui produk nutrisi, hidrasi, hingga program berkelanjutan ke sebanyak mungkin masyarakat Indonesia, termasuk di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Oleh karenanya, Danone Indonesia akan terus berkolaborasi dengan keahlian yang dimiliki untuk mendukung Pemerintah dalam upaya pencegahan stunting.

“Kami meyakini bahwa edukasi gizi serta perilaku hidup bersih dan sehat yang diiringi dengan kesadaran menjaga kebersihan lingkungan termasuk mengentaskan permasalahan sampah plastik sangat penting dalam mempersiapkan anak-anak Indonesia untuk tumbuh maksimal menjadi generasi maju. Seperti upaya yang telah dilakukan di Lombok melalui kegiatan Aksi Gizi Generasi Maju dimana kami mengadakan edukasi gizi kepada lebih dari 150 masyarakat yang berada di sekitar TPA Kebon Kongok, Lombok Barat, NTB. Selain itu, diadakan juga lomba mewarnai PAUD dan lomba menghias ketupat dengan kaidah Isi Piringku yang merupakan upaya kami untuk memperkenalkan gizi seimbang yang kaya protein hewani kepada ibu dan anak-anak disana melalui kegiatan yang menyenangkan. Kedepannya Danone Indonesia akan terus melakukan berbagai inisiatif dan kolaborasi yang berkelanjutan guna mendukung pemerintah mewujudkan Generasi Emas 2045. (ami/*)

Komentar Anda