MATARAM – Jumlah Cabang Olahraga (Cabor) Provinsi NTB yang lolos kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh – Sumatera Utara (Sumut) 2024 bertambah. Setidaknya sudah ada 41 Cabor dengan jumlah atlet sekitar 248 orang yang sudah mendapatkan tiket untuk turun pada pekan olahraga empat tahunan itu.
“Ada 41 Cabor yang kemudian sudah lolos ikut PON Aceh-Sumut 2024. Dari 41 itu jumlah atletnya sekitar 248 orang,” kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB, Tri Budiprayitno, Kamis (7/12).
Adapun jumlah Cabor yang lolos kualifikasi PON 2024 ini meningkat dua kali lipat, dibandingkan Cabor yang lolos pada PON Papua dulu, yakni sebanyak 19 Cabor dengan 108 atlet.
“Tentu ini sebuah kondisi yang berbeda dengan peserta PON kita di Papua. Kalau di Papua 19 Cabor dengan 108 atlet,” ujarnya.
Bertambahnya jumlah Cabor yang lolos kualifikasi tersebut patut disyukuri. Apalagi Pemprov NTB menargetkan 20 medali emas. Tentu, peluang untuk mencapai target tersebut terbuka lebar, karena didukung dengan jumlah atlet yang dikirim. Namun dibalik itu, persoalan anggaran masih menjadi pertanyaan. Pasalnya, anggaran yang disiapkan oleh Pemprov NTB untuk persiapan PON 2024 hanya Rp15 miliar. Jumlah tersebut jauh dari yang diajukan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB sebelumnya, yakni Rp36 miliar.
“Sementara yang masuk di APBD 2024 sebesar Rp15 miliar. Bukan hanya untuk PON saja tapi hibah ke KONI nya juga,” ungkapnya.
Tri menjelaskan, penganggaran tersebut sudah melalui berbagai pertimbangan, tentu dengan melihat kondisi fiskal daerah yang sedang dalam tahap penyehatan.
“Keuangan kita yang rupanya di 2024 ini dalam kondisi belum normal harus ada alternatif. Mudah-mudahan dari beberapa pihak yang saya sebutkan tadi seperti dunia usaha industri dan sebagainya bisa membantu,” jelasnya.
Di tengah kondisi fiskal daerah yang belum stabil ini, Tri menyarankan kepada KONI dan pengurus Pengprov masing-masing Cabor, untuk memperluas kemitraan, baik dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perusahaan swasta maupun dengan CSR lainnya.
Menurutnya, masalah olahraga tidak bisa serta merta menjadi tanggungjawab pemerintah semata. Olahraga prestasi merupakan pentahilik. Harusnya, dari dunia industri, usaha, dan pihak terkait lainnya punya sumbangsih.
Seluruh pengurus-pengurus Cabor termasuk juga KONI diharapkan bisa mencari sumber pendanaan lainnya.
“Tetapi dengan cara yang memang elegan dan sesuai dengan ketentuan,” tutupnya.
Sebelumnya KONI NTB membutuhkan anggaran Rp36 miliar untuk mempersiapkan atlet mengikuti ajang multi event olahraga nasional itu.
Anggaran tersebut meningkat dua kali lipat dari PON Papua dulu, yakni Rp18 miliar. Bukan tanpa sebab, kenaikan kebutuhan anggaran tersebut, sebanding dengan jumlah atlet yang lolos pada PON 2024. (rie)