Dampak Covid-19, Pramugari Banting Setir Jadi Penjual Kue Kering

MULAI LARIS : UMKM di Kota Mataram kini mulai diramaikan oleh wirausaha baru dan produk yang ditawarkan laris di pasaran. (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

Kisah Pelaku UMKM di Kota Mataram

UMKM di Mataram saat ini terus bergerak meski pandemi Covid-19 belum usai. Ditandai dengan bermunculannya wirausaha baru (WUB) atau star up. Mereka berasal dari beragam latar belakang yang tidak sembarangan. Seperti pramugari dan juru masak (chef) hotel. Kini banyak yang beralih menjadi pelaku UMKM.

ALI MA’SHUM—MATARAM

VIRUS Covid-19 memang begitu dahsyat. Dampaknya menghantam berbagai sektor. Tak kecuali sektor perekonomian seperti UMKM yang juga terkena dampak. Tapi setahun setelah pandemi, UMKM di Kota Mataram serasa hidup kembali. Tergambar saat peresmian Bale Kumpul (Bakul) untuk UMKM di Kota Mataram yang dilaksanakan Senin (31/5) lalu.

Beragam hasil produksi UMKM ditampilkan. Didominasi oleh makanan ringan dan minuman beragam jenisnya. Mereka ini kebanyakan WUB baru di Kota Mataram yang kini terus bermunculan. Sebabnya banyak tenaga kerja yang hilang pekerjaan setelah pandemi menyerang. Mulai dari karyawan hingga pramugari. Bahkan juga chef hotel yang kini beralih menjadi pelaku UMKM. ‘’Itu ada yang beralih menjadi UMKM setelah pandemi tahun 2020. Ada yang dulunya bekerja sebagai pramugari. Ada juga chef hotel yang kini beralih ke UMKM,’’ ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Mataram, I Gusti Ayu Yuliani di Mataram, kemarin.

Baca Juga :  Ketimpangan Ekonomi NTB Masih Lebar

Pelaku UMKM tersebut kini memasarkan produknya di Mataram. Mulai dari jajanan dan lainnya yang mulai laku di pasaran. ‘’Jadi situasi sekarang banyak bermunculan WUB baru. Ini harus kita dukung dan perhatikan,’’ katanya.

Dampak setelah pandemi dirasakan oleh Ummi Nurjanah Idris. Sejak tahun 1991, wanita berhijab ini berprofesi sebagai pramugari di maskapai milik pemerintah Indonesia. Dia dulunya pegawai tetap di maskapai tersebut. Lalu sempat resign dan bergabung lagi untuk bertugas mengantar jemaah haji Indonesia. ‘’Karena pandemi memang putus kontrak dan tidak diperpanjang. Karena keberangkatan haji juga kan tidak ada,’’ ungkapnya.

Meskipun pandemi tak kunjung berakhir, Nurjanah yang dulunya biasa bekerja tidak ingin hanya berdiam diri. Wanita ini juga bertekad ingin terus mendapatkan income atau penghasilan. “Intinya kita ingin berkreativitas, kenapa tidak dijalankan. Kan bisa menciptakan lapangan kerja dan membantu perekonomian keluarga,’’ terangnya.

Dia lalu memilih menjadu pelaku UMKM. Produknya jenis minuman kekinian, makanan dan kue kering. “Namanya itu Mom a Drink. Jenisnya itu minuman kekinian, makanan dan lainnya,’’ ungkap Ketua Perkumpulan Perempuan Wirausaha (Perwira) Kota Mataram tersebut.

Baca Juga :  Tiga Provinsi Ikuti Pameran Produk Unggulan UMKM di Lombok

Pandemi memang belum diketahui kapan berakhirnya. Tapi dirinya mengaku tidak merasakan kesulitan yang berarti. Terutama untuk memasarkan dan mengenalkan produknya. Karena di Bulan Ramadan tahun ini. Minuman kekinian yang dia usahakan cukup diminati. “Syukur alhamdulillah. Itu namanya rezeki ya. Tadinya kita mencoba, lama-lama semakin ada kemajuan. Terus kita juga ada inovasi varian rasa baru dan dipasaran bagus. Ya saya nambah jadinya 10 varian rasa baru sekarang,’’ jelasnya.

Prospek UMKM di Mataram kedepannya disambut optimis. Kuncinya ada pada terus berusaha dan berinovasi. “Kita tetap mencari peluang. Seperti dor to dor dan titipkan di gerai. Kita juga bisa usahakan secara online. Kan banyak cara yang bisa kita lakukan,’’ katanya.

Kepada WUB dan masyarakat lainnya. Nurjanah berpesan untuk tidak takut mulai berusaha. “Bagi saya selagi kita mau berusaha. Selagi kita punya kemampuan kenapa tidak. Tentunya setiap usaha ada hasilnya. Entah kapan itu akan booming-nya. Pasti kita akan merasakan hasilnya. Tetap semangat ibu-ibu,’’ pesannya. (**)

Komentar Anda