Dampak Banjir, 566,69 Hektar Padi Gagal Panen

Ilustrasi.

MATARAM–Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Husnul Fauzi menyebut bahwa luas areal tanaman padi yang terkena dampak banjir di sejumlah daerah di Provinsi NTB pada musim tanam 2016/2017 mencapai 7.998.50 hektar. Dari jumlah itu, yang terjadi gagal panen mencapai 566,69 hektar.

“Tanaman padi musim tanam 2016/2017 yang gagal panen hanya seluas 566.69 hektar atau sebesar 0,20 persen dari jumlah total yang terdampak banjir,” kata Husnul Fauzi, Senin kemarin (20/2).

Cuaca ekstrim yang menerpa sejumlah daerah di NTB sejak awal Desember 2016 hingga Februari 2017 ini telah menyebabkan dampak yang serius. Tak hanya terhadap tempat tinggal penduduk saja, melainkan juga merusak sumber mata pencaharian masyarakat, utamanya tanaman padi para petani dan lainnya.

Sebagaimana diketahui, banjir bandang yang terjadi di Bima, luapan air akibat hujan lebat disertai angin kencang juga terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah dan hampir sebagian besar wilayah di NTB.

Baca Juga :  Penanganan Pasca Banjir Disarankan Lewat “Karya Bhakti”

[postingan number=3 tag=”padi”]

Bahkan di awal bulan Februari 2017, banjir bandang juga menghantam Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, dan juga genangan air hujan di sejumlah titik di Kecamatan Sembalun. Cuaca ekstrim yang berdampak terhadap banjir, sebagian besar menyasar lahan pertanian, baik itu tanaman padi, hortikultura dan tanaman jagung para petani.

Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, luas tanaman padi akibat genangan banjir yang terjadi hampir merata di seluruh daerah di NTB itu mencapai 7.998.50 hektar atau sekitar 2,77 persen dari luas areal tanam tanaman padi untuk musim tanam periode Oktober – Januari 2016/2017 yang mencapai 288.634 hektar atau 87,81 persen dari  rencana tanam seluas 328.694 hektar.

Lebih lanjut Husnul mengatakan, selain tanaman padi yang mengalami gagal panen karena terkena banjir, beberapa komoditas pertanian yang merupakan program unggulan Pemprov NTB juga terkena banjir, seperti tanaman jagung, kedelai dan kacang tanah. Untuk tanaman jagung, data Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB  tercatat sebanyak 553,75 hektar tanaman jagung yang terkena banjir, namun yang mengalami gagal panen akibat banjir tersebut hanya seluas 56,90 hektar.

Baca Juga :  JICA: KSB Masuk Rangking Pertama

Selanjutnya tanaman kedelai, luas terkena banjir mencapai 10,50 hektar dan yang mengalami gagal panen seluas 10,50 hektar. Kemudian tanaman kacang tanah luas yang terkena banjir 10 hektar, namun tidak ada tanaman kacang tanah yang mengalami gagal panen.

Dengan demikian, lanjut Husnul, secara komulatif luas tanaman pangan terkena banjir sampai dengan tanggal 14 Februari 2017 baik itu tanaman padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah mencapai 8.562,85 hektar dan yang gagal panen seluas 634,09 hektar.

“Tanaman padi petani yang gagal panen sebagian sudah menerima klaim asuransi bagi yang ikut program asuransi di PT Jasindo. Hingga 14 Februari klam asuransi tanaman padi mencapai Rp1,419 miliar untuk areal seluas 250,29 hektar,”  pungkasnya. (luk)

Komentar Anda