Daging Impor Beku Ditemukan di Pasar Tradisional

SIDAK-PANGAN
SIDAK : Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah bersama Dinas Perdagangan, Satgas Pangan, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, serta BPOM meninjau distributor daging beku di CV 88. (DEVI HANDAYANI / RADAR LOMBOK)

MATARAM Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah turun memantau harga bawang dan daging beku di pasar rakyat serta distributor, Kamis kemarin (9/5). Pasalnya, beberapa waktu lalu harga bawang putih menlonjak tinggi dan adanya indikasi daging beku dijual dengan cara tidak benar. Dalam sidak tersebut, di salah satu pasar tradisional, masih ada pedagang menjual daging beku.

“Konsen kita adalah masalah pemasaran daging ini tidak bagus, karena ada indikasi daging impor ini di campur dengan daging lokal,” kata Rohmi di sela-sela sidak di pasar Kebon Roek, Ampenan.  

Wagub  Rohmi menilai indikasi adanya daging lokal dengan daging impor di oplos ini menjadi kekhawatiran bagi pemerintah dan masyarakat. Banyaknya informasi daging beku impor di oplos dengan daging lokal, Wagub Rohmi bersama sejumlah OPD (Organisasi Perangkat Daerah) teknis terkait diajak turun langsung inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional dan gudang distributor daging impor dan daging sapi lokal untuk melihat langsung proses pendistribusiannya ke pasar tradisional.

BACA JUGA: Harga Bawang Putih Impor Turun

Karena, idealnya daging impor yang sampai ke tangan konsumen harus dalam keadaan beku. Sementara fakta di lapangan pasar tradisional, justru ditemui ada dijual dengan kondisi sama seperti daging lokal biasa.

“Itu artinya sudah cair, kalau misalnya agak lama itu ada bahaya segala macam. Dari distributor kita minta supaya kalau jual ke masyarakatan terutama jual ke pasar itu siapkan cool boks, paling tidak yang sederhana lah,” kata Wagub Rohmi.

Lebih lanjut dikatakannya, kondisi daging beku yang merupakan impor ini dijual oleh pedagang kepada masyarakat harus tetap beku. Untuk itu, Wagub Rohmi menghimbau, agar para pedagang membeli satu kilo saja. Mengingat, kondisi daging beku ukurannya cukup besar, sehingga mereka perlu memotong kembali dan daging harus tetap di dalam cool boks (bok pendingin).

“Alhamdulillah diperhatikan oleh pemilik CV 88 dan akan terus dipantau oleh Dinas Perdagangan, apakah ini berjalan dengan baik. Konsen kita adalah masyarakat jangan sampai dirugikan,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Proviny NTB Hj Putu Selly Andayani mengatakan daging beku merupakan daging impor yang biasa datang dari India. Tetapi masih banyak pedagang menjual daging beku tanpa menggunakan cool boks, sehingga itu tidak dapat dijual. Kondisi daging impor beku tersebut telah mencair, tentunya ini sangat merugikan masyarakat sebagai konsumen. Untuk itu, ia bersama dengan Wagub Rohmi, Satgas Pangan, BPOM dan dinas-dinas terkait lainnya mengecek langsung ke distributor daging impor beku.

BACA JUGA: Harga Daging Sapi Makin Mahal

“Kita langsung melihat daging dan  alat potongnya. Kami minta ke distributor untuk menyediakan cool boks, karena daging beku ini adalah opsi bagi masyarakat untuk daging,” jelasnya.

Selly menyebut,  harga daging lokal saat ini saja tembus Rp 130 ribu per kg untuk kelas 1, sedangkan daging impor hanya Rp 80 ribu per kg. Hadirnya daging beku di masyarakat, agar dapat memenuhi permintaan yang tinggi akan daging dan daging beku dapat menjadi pilihan bagi masyarakat. Sementara itu daging beku masuk di CV 88 cukup banyak dan dapat memenuhi permintaan masyarakat sebagai alternatif.

“Ada sekitar 10 ton daging impor yang masuk. Permintaan banyak untuk hotel, restoran cathering, dan daging beku ada juga di pasar murah, tapi mereka menggunakan bok pendingin,”  katanya. (cr-dev)

Komentar Anda