SELONG—Sejumlah wilayah di Lombok Timur (Lotim) yang kesulitan air kini terus diberikan bantuan sumur bor. Tahun ini (2016), sebanyak 10 sumur bor yang dibuat, tersebar di 11 titik di beberapa kecamatan.
Dari 10 sumur bor, empat sumur diantaranya dibuat dari anggaran APBD yang ada di Dinas ESDM Perindag Lotim, dan enam lagi dari dana aspirasi anggota dewan daerah (DPRD) setempat. Kini sumur bor tersebut sebagiannya sudah mualai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dan sebagian lagi masih dalam tahap pengerjaan.
Kabid ESDM Dinas ESDM Perindag, Siti Hijriani mengatakan, empat sumur bor dari ESDM dibuat di wilayah Ekas-Jerowaru, Dusun Pena-Batu Nampar, Embung Tiang dan Desa Pringgabaya Induk. Sedangkan enam sumur bor bantuan aspirasi dewan keberadaanya di Rarang Selatan, Sukadana, Sikur, Dames, Sukarara, dan Kelurahan Selong. “Anggaran pembuatan dari ESDM dan aspirasi dewan berbeda-beda,” ungkap Hijriani.
Untuk empat sumur bor yang dibuat ESDM lanjutnya, besaran anggaran semuanya sama. Setiap sumur bor menghabiskan anggaran Rp. 190 juta untuk setiap titik. Tapi beda dengan sumur bor yang digelontorkan dari dana aspirasi dewan. Dari enam sumur bor tersebut, anggarannya bervariasi, mulai dari Rp. 40 juta hingga Rp 60 juta.
“Sumur bor aspirasi dewan ini yang membingungkan, karena anggarannya tidak sama. Harusnya anggaran sumur bor ini paling sedikit Rp. 190 atau juta sampai Rp. 200 juta ,” terang Hijriani seraya menyampaikan, dari semua sumur bor tersebut, total anggarannya mencapai Rp. 1 miliar lebih.
Daerah yang dibuatkan sumur bor itu dinyatakan layak setelah melalui proses survey olah tim ahli bersama ESDM. Tim telebih dahulu turun ke lokasi untuk melakukan penelitian. Setelah itu baru dilakukan tahapan berikutnya, berupa geolistrik. “Dilihat dulu sama ahlinya. Kalau dilihat tidak bisa, tidak mungkin. Hanya yang bisa, kemudian dilakukan pengeboran,” ungkapnya.
Lebih lanjut dikatakan, anggaran pembuatan sumur bor dari ESDM itu dipakai untuk membangun sejumlah fasilitas. Mulai dari sumur bor, mesin air, hingga pembuatan tandon air. “Kalau dana aspirasi hanya untuk mengebor saja,” jelasnya.
Keberadaan sumur bor ini harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat setempat. Bahkan kini sumur bor yang dibuat ESDM dan apsirasi dewan sudah mulai difungsikan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya. “Dua yang dibuat ESDM sudah mulai digunakan, ditambah satu lagi dari aspirasi dewan,” terang Hijriani.
Agar sumur bor pemanfaatnya bisa dalam jangka waktu panjang, memang dibutuhkan pemeliharaan yang cukup dari masyarakat dan aparat desa setempat. Kalau itu tidak dilakukan, tentu akan cepat mengalami kerusakan. Hal itu berkaca dari pengalaman sebelumnya. Sejumlah sumor bor yang dibuat, baik itu dari pemerintah daerah maupun bantuan dari pemerintah pusat tidak bisa difungsikan lantaran minim pemeliharaan.
Untuk itu, keberadaan sumur bor ini harus bisa dikelola seperti PAMDes. “Harus seperti itu kalau ingin lama dipakai. Itulah yang harus dilakukan pemerintah desa,” pungkasnya. (lie)