Cuaca Ekstrem, Pelabuahan Buka Tutup

Cuaca Ekstrem
BUKA TUTUP: Beberapa pelabuhan di NTB menerapkan sistem buka tutup selama cuaca ekstem, salah satunya Pelabuhan Lembar.(faesal haris/radar lombok)

Dikes Imbau Waspadai Penyakit Musim Hujan

MATARAM – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah NTB akhir-akhir ini berdampak kepada arus perhubungan laut. Bahkan pelabuhan memberlakukan kebijakan buka tutup dengan pertimbangan cuaca untuk mengantisipasi kecelakaan laut.

Kepala Dinas Perhubungan NTB, HL Bayu Windia mengatakan, cuaca ekstrem yang melanda NTB sangat berdampak terhadap arus transportasi laut. Sebagaian pelabuhan memberlakukan kebijakan buka tutup dengan pertimbangan cuaca. Dinas Perhubungan sendiri mengeluarkan imbuan via media sosial kepada pihak pelabuhan Bangsal, Kayangan, dan Lembar, agar tetap memperhatikan cuaca. ‘’Begitu ada peringatan dini cuaca buruk dari BMKG, kita langsung memberikan informasi dan imbauan agar tetap waspada. Sehingga ada pelabuhan yang memperlakukan sistem buka tutup sesuai kondisi cuaca,” kata Bayu kepada Radar Lombok, Senin (6/1).

Bayu juga mengakui, penyembarangan Bangsal-Gili Lombok Utara akhir-akhir ini sering tutup. Petugas memberlakukan kebijakan itu dengan tetap memantau perkembangan cuaca. “Tapi mungkin tutup sementara seperti pelabuhan lainnya. Jika buruk maka mereka akan tutup, namun ketika cuaca baik mereka akan buka, istilahnya buka tutup,’’ jelasnya.

Lain halnya dengan Dinas Kesehatan Provinsi NTB setelah memasuki musim penghujan sejak akhir tahun lalu. Dikes mengimbau warga agar mewaspadai penyakit pada musim penghujan. Apalagi NTB akhir-akhir ini cuaca yang cukup ekstrem terjadi, mulai dari hujan lebat disertai agin kencang dan petir. Bahkan hujan es pun melanda di sebagian wilayah NTB beberapa minggu lalu. “Sejak awal Desember 2019 sudah dikirimkan surat ke semua kabupaten/kota untuk kewaspadaan terhadap penyakit,” kata Kepala Dikes NTB, dr Nurhandini Eka Dewi.

Dokter Eka menyebut, ada sejumlah penyakit yang biasanya renta dialami saat musim penghujan. Ini harus diwaspadai oleh masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dengan baik. “Kewaspadaan terhadap peningkatan penyakit yang dipengaruhi oleh musim hujan seperti diare, demam berdarah, ISPA dan pneumonia,” terangnya.

Ditambahkan, musim hujan berpotensi menyebar virus dan bakteri untuk menyerang manusia. Apalagi bagi orang-orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah akan sangat rentan sakit. Selain itu, masyarakat harus waspada 
acaman demam berdarah dengue (DBD) yang sering terjadi ketika musim penghujan. Apalagi potensi penyakit DBD saat memasuki musim penghujan disebagian besar wilayah NTB masih cukup tinggi. ‘’Sumber sarang nyamuk ada dirumah masing-masing, tentu ini harus tetap waspada saat pergantian musim seperti ini,” jelasnya.

Apalagi kalau musim hujan, sambungnya genangan atau selokan yang tergenang air yang menjadi sarang nyamuk dan bak yang berisi air ada di rumah masing-masing. Maka pihaknya ingin melihat masyarakat itu bisa berdaya dalam menghadapi musim hujan untuk tidak membiarkan genangan maupun bak-bak yang berisi air tidak dibersihkan. “Kita ingin masyarakat kita itu berdaya dan menyadari bahwa DBD itu bisa dibasmi dengan kesadaran memilik rumah masing-masing,” sebutnya.

Di samping itu, lanjutnya, yang perlu menjadi perhatian adalah musim yang tidak karuan akan menyebabkan banyak penyakit yang berbeda tidak hanya DBB. Apalagi biasanya NTB puncak musim penghujan akan terjadi pada Februari, Maret dan April. (sal)

Komentar Anda