Cuaca Buruk di Pulau Lombok, Nelayan Stop Melaut

Jual Barang untuk Sambung Hidup

Cuaca Buruk, Nelayan Stop Melaut
NELAYAN: Akibat cuaca buruk, para nelayan di Lombok kini tidak berani melaut. Kalaupun terpaksa melaut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, para nelayan juga tidak berani ke tengah, dan hanya beraktifitas di pinggiran saja. (DEVI/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Cuaca buruk yang melanda perairan di Pulau Lombok belakangan ini, membuat para nelayan tidak berani melaut. Termasuk sebagian nelayan di sekitar Pantai Penghulu Agung, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, untuk sementara terpaksa menghentikan aktifitasnya mencari rejeki di tengah laut.

“Cuaca tidak menentu seperti sekarang ini, sangat beresiko terhadap keselamatan para nelayan kalau kita tetap nekat melaut,” kata Idris, salah satu nelayan yang dijumpai Radar Lombok, sedang memperbaiki jaringnya yang rusak di pinggir pantai, Jumat kemarin (9/2).

Sambil menunggu cuaca kembali membaik lanjutnya, para nelayan di Penghulu Agung biasanya melakukan aktifitas pekerjaan lain, seperti menjadi buruh bangunan, tukang ojek, menyapu jalanan, mengumpulkan botol-botol plastik, dan lainnya.

Baca Juga :  Korban Pohon Tumbang Dapat Santunan

“Kita nelayan disini kalau tidak melaut, biasanya mencari pekerjaan lain untuk menyambung hidup. Seperti saya, menyapu sampah di jalan, dan juga kerja di kantor kelurahan,” tutur Idris.

Namun tidak semua nelayan bisa mencari pekerjaan lain diluar melaut. Sehingga meskipun cuaca buruk, sebagian nelayan tetap saja masih ada yang nekat melaut. “Kalau anginnya sedang tidak kencang, saya tetap pergi melaut,” ungkap Hardi, nelayan di Pantai Tanjung Karang, Ampenan.

Hanya saja, karena kondisi cuaca buruk, tangkapan nelayan juga sedikit. Mengingat para nelayan yang melaut juga tidak berani terlalu ke tengah untuk mencari ikan, dan hanya beraktifitas di pinggiran saja.

Baca Juga :  Satu Nelayan Hanyut Ditemukan Selamat

“Biasanya tangkapan nelayan hanya ikan tongkol saja. Setelah ikan dijual, dan dikurangi biaya operasional, kita paling bawa uang pulang sekitar Rp 50 ribu saja. Bahkan kadang kala juga tidak mendapatkan ikan sama sekali, meskipun setiap hari pergi melaut,” ungkap Hardi.

Kalau sudah begitu sambungnya, untuk menyambung kebutuhan hidup sehari-hari, para nelayan terpaksa menjual atau menggadai barang-barang yang ada di rumah. Termasuk meminjam uang ke tetangga.

Harapan para nelayan, ketika cuaca sedang buruk, pemerintah hendaknya dapat menyediakan lapangan pekerjaan. “Paling tidak, pemerintah juga dapat memberikan bantuan, agar kehidupan nelayan pada saat cuaca buruk, tidak ikut-ikutan buruk,” harap Hardi. (cr-dev)

Komentar Anda