TANJUNG-Dinas Pertanian Perkebunan Kelautan Kehutanan dan Peternakan (DPPKKP) Lombok Utara mengklaim cetak sawah baru di daerah itu menjadi sampel di tingkat Provinsi NTB.
Pasalnya, cetak sawah baru pada tahun 2014 seluas 500 hektare sukses ditanami. Termasuk juga cetak sawah baru pada tahun ini seluas 750 hektare berhasil tanam perdana langsung. Oleh karena itu, pihak DPPKKP akan lebih memaksimalkan sarana saluran irigasi.
Demikian diungkapkan Kepala DPPKKP lombok Utara Hermanto kepada Radar Lombok, kemarin (30/12). Pada tahun 2014 Lombok Utara mendapatkan program cetak sawah baru seluas 500 hektare. Hasil cetak sawah tahun ini dianggap sukses dan tahun 2016 kembali mendapatkan program cetak sawah baru seluas 750 hektare. Dan perbedaan tahun ini langsung diberikan bantuan bibit dan pupuk.
Para petani yang mendapatkan lokasi, pihaknya tetap melakukan monitor agar menanam padi. Jika di luar padi maka risikonya akan menjadi temuan ketika diperiksa. Dan mereka harus mengembalikan pemberian pupuk dan benih tersebut. "Cuman pengalaman sebelumnya tetap menjadi contoh cetak sawah yang berhasil sehingga sering kali irjen dan provinsi menyarankan pemeriksaan sampel di Lombok Utara. Karena hasilnya dengan kabupaten/kota lain di NTB lebih bagus," akunya.
Dari 750 hektare, ada sebagian yang sudah memulai menanam dan ada beberapa yang belum memulai menanam, karena kondisi cuaca. Dan ada juga lagi dua minggu akan panen ini tanam perdana. Ini dari pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya mengangarkan desain. Dan tahun depan tidak ada lagi. Karena fokus ke yang ada untuk perbaikan sarana dan prasarana. Pada waktu cetak sawah langsung irigasi tapi masih dalam bentuk tanah. "Dan kita akan fokus pada permanen. Sehingga kedepan utk perbaikan," tandasnya.
Dari kedatangan Komisi III DPRD Provinsi NTB belum lama ini, katanya, pada tahun depan Lombok Utara akan mendapatkan cetak sawah baru seluas 350 hektare dari provinsi. Sedangkan, dari daerah akan difokuskan pada embung. Selain itu, ada juga 11 embung dan dam parit sebagian besar dialokasikan di cetak sawah baru. "Cetak sawah baru dari provinsi direncanakan tahun depan. Saat ini masih disosialisasikan dan pemprov pasti akan berkoordinasi mencari lokasi sesuai medan yang diharapkan,” katanya.
Ia menambahkan, tahun depan ada 11 embung sedangkan tahun ini ada 10 embung bersumber dari APBN. Sementara APBD hanya satu paket. Rata-rata luas embung untuk mengairi lahan pertanian 5-10 hektar. Dengan embung yang ada, menurutnya belum mencukupi melihat lahan kering yang ada di wilayah utara. “Bendungan besar sangat diperlukan di Lombok Utara. Dan rencananya akan ada di kayangan,” harapnya. (flo)