Cerita Para Pengungsi Gunung Agung Bali Saat Tiba di Mataram

Takut Peristiwa Tahun 63 Terulang Lagi

Lahamudin menuturkan perjalanan hidupnya. Mula-mula ia tinggal di Denpasar sejak umur 16 tahun dengan menjadi buruh bangunan. Setelah itu ia melakoni bisnis cukli. Ia memilih menetap di Denpasar bersama keluarga untuk berusaha.” Untuk rumah kita serahkan semuanya ke petugas yang menjaga disana. Untuk ternak hewan seperti sapi sebagai sampingan dititip di balai banjar,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pengurus IKA Unram Wilayah Bali Terbentuk

Ia telah tercatat sebagai warga Karang Asam. Lahamudin  adalah warga asli Lombok. Ia mengaku banyak warga Lombok yang tinggal di Karang Asem. Ada yang berasal dari Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.

Odim juga mengisahkan hal yang sama. Gempa yang terus terjadi membuat dirinya khawatir. Ia bersama keluarga memutuskan mengungsi ke rumah keluarga di Lombok Barat. “ Saat ini gempa yang sering terjadi.  Selama tiga hari terakhir gempa kerap terjadi saat malam hari,’’ katanya.

Baca Juga :  Pengungsi Gunung Agung Gunakan Perahu Seberangi Selat Lombok

Saat ada informasi pada hari awal, dirinya  bersama keluarga langsung mengungsi ke daerah yang lebih aman. Bermodal perlengkapan tidur, seperti, bantal dan selimut. “Kami takut peristiwa tahun 1963 terulang,” ungkapnya.(*)

Komentar Anda
1
2