Dari hari ke hari, nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang menjadi korban bobolnya rekening dengan modus pencurian data (skimming) semakin bertambah. Mereka tidak menyangka jadi korban.
Zulfahmi & Ali Ma'shum-Mataram
Bagai disambat petir di siang bolong, sepertinya dirasakan Abdur Rahem begitu mengetahui uang di tabungannya tiba-tiba raib. Padahal dia tidak pernah melakukan penarikan. Dia kehilangan Rp1 2 juta.
Rahem yang tinggal di Dusun Jerneng Darmaji Desa Terong Tawah Kecamatan Labuapi Lombok Barat ini menuturkan, sekitar pukul 05.00 Wita Minggu (23/10) ponselnya berbunyi. Ada pesan singkat yang masuk. Dia terbangun dan melihat isi sms itu. Dia terkejut ada transaksi penarikan uang sebesar Rp 1,5 juta empat kali berturut turut di rekening miliknya." Pagi-pagi saya terima sms dari sms banking telah terjadi teransaksi di rekening saya,” tuturnya Rabu kemarin (26/10).
Sebelumnya di hari Sabtu (22/10) sekitar pukul 13.00 wita, ia juga mendapatkan informasi telah terjadi teranksi di rekening miliknya Sebanyak empat kali. Ia kaget dan berbegas di ATM terdekat untuk mentransfer uang miliknya yang masih tersisa ke rekening lain agar tidak habis diambil." Saya langsung lari ke ATM Lingkar Mandiri mentransfer sisa uang yang masih ada." tuturnya.
Jumlah uang yang ada di rekeninya sebanyak Rp 18 juta. Hanya tersisa Rp 6 juta. Uang sebanyak Rp 12 juta diambil pelaku sebanyak 8 kali transaksi selama 2 hari." Kalau saya tidak segera pindahkan saldo ke rekening lain, mungkin uang saya sudah habis," tuturnya.
Rahem bertanya-tanya siapa yang mengambil uangnya itu. Pemilik usaha pembuatan gorden ini pun sempat memarahi karyawannya karena mengira ulah karyawannya itu. Ia ada rencana untuk lapor ke bank tapi hari Sabtu dan Minggu bank tutup sehingga menunggu sampai hari Senin untuk melapor kekantor cabang BRI Mataram. " Karyawan saya curigai, saya kira dia yang ambil, karena sering saya suruh transfer," tuturnya.
Setelah melapor ke BRI, ternyata bukan dirinya saja yang mengalami tindakan kejahatan. Saat datang ke kantor BRI, sudah banyak korban yang lain yang mengalami nasib yang sama. " Saya berharap uang yang hilang bisa diganti secepatnya untuk kelancaran usaha," harapnya.
Selain warga biasa, sejumlah anggota polisi juga menjadi korban. Bripka Eko Suseno contohnya. Ia juga mengaku salah satu nasabah yang menjadi korban. ‘’ Hari ini (kemarin, red) saya mendapat pemberitahuan melalui sms banking yang melaporkan transaksi penarikan yang tidak jelas dari rekening saya. Padahal saya di kantor dan tidak pernah melakukan transaksi,’’ ujarnya.
Ia juga heran dengan transaksi yang bisa disebut siluman itu. Padahal, ia terakhir kali melakukan penarikan di ATM bank BRI dua pekan lalu. ‘’ Dua minggu yang lalu itu saya melaukan penarikan di ATM bank BRI di Rembiga. Setelah itu tidak pernah lagi melakukan penarikan. Kok tiba-tiba salso saya sekarang berkurang Rp 680 ribu lebih,’’ katanya.
Tidak ingin uang miliknya di rekening menghilang lagi, Eko mengaku langsung menuju BRI Cabang Mataram untuk melakukan komplain. Sesampainya di bank, dirinya mengaku sudah didata. ‘’ Nanti saya suruh kembali lagi oleh pihak bank. Karena yang melapor itu banyak dan antri,’’ sebutnya.
Kapolres Mataram AKBP Heri Prihanto mengakui ada beberapa anak buahnya yang merupakan nasabah BRI juga menjadi korban dengan modus skimming ini. Setelah didata, ada lima anggota Polres Mataram yang menjadi korban. Bahkan kerugiannya ini mencapai puluhan juta. ‘’ Itu yang melapor ke kita. Kerugiannya ada yang Rp 6 juta sampai Rp 12 Juta. Jadi memang korbannya ini sudah banyak,’’ katanya. (*)