Cerita Inaq Munerah Asal Loteng, Berhaji di Usia 119 Tahun

Cerita Inaq Munerah Asal Loteng, Berhaji di Usia 119 Tahun
BAHAGIA: Inaq Khaeriyah tampak bahagia bisa berangkat menunaikan ibadah haji bersama ibunya Inaq Munerah yang sudah berusia 119 tahun. (SAPARUDIN/RADAR LOMBOK)

Panggilan untuk menunaikan ibadah haji memang beragam ditemukan orang. Ada yang berangkat dalam usia muda, tapi ada juga yang berangkat dalam usia ratusan tahun. Seperti Inaq Munerah, warga Desa Nyerot Kecamatan Jonggat.


SAPARUDIN-PRAYA


TANGAN Inaq Khaeriyah lekat pada setang kursi roda milik ibunya, Inaq Munerah. Wanita paruh baya berperawakan tinggi itu tak berani melepas setang kursi roda itu. Apalagi sampai jauh meninggalkannya. Itu dia lakukan sejak ia berangkat dari rumahnya.

Ia mendampingi ibunya Inaq Munerah yang sudah berusia 119 tahun. Nini uzur itu tampak duduk tenang di usia yang sudah berbuyut. Pandangannya masih lekat menatap sekelilingnya. Meski parit-parit di pipinya tak mampu menutupu kesenduan wajahnya. Terlebih, ia tak kuat untuk berjalan, sehingga harus menggunakan kursi roda.

Baca Juga :  Reses DPRD Didominasi Infrastruktur dan Lapangan Pekerjaan

Di balik perajalannya menunaikan ibadah haji, Inaq Munerah tak punya banyak kenangan. Mimpi anaknya lah Inaq Khaeriyah yang telah menerbangkannya ke tanah suci saat ini. Ia berangkat pada kelompok terbang (kloter) pertama pekan lalu.

Inaq Khaeriyah bertutur, awalnya ia bernazar untuk bisa menunaikan ibadah haji bersama ibunya. Ia berdoa agar hasil pertaniannya melimpah. Singkat ceritanya, doanya ternyata terkabulkan. Tahun 2009 silam, tanaman padinya pun melimpah ruang. Ia kemudian mulai menunaikan nazarnya dengan menyetor tabungan haji di bank.

Selama empat tahun berturut, rezekinya ternyata terus melimpah. Sehingga setiap tahun ia bisa menambah setoran tambang hajinya. Hingga enam kemudian, setoran hajinya pun lunas bersama ibunya. Ia kemudian mendaftar berdua dan tahun 2017 namanya keluar. ‘’Waktu itu saya bernazar, kalau hasil pertanian saya melimpah maka saya akan setor untuk tambang haji berdua bersama ibu saya,’’ kenangnya.

Baca Juga :  Tradisi ‘Maleman’ Selama Bulan Suci Ramadan di Kota Mataram

Inaq Kheriyah mengaku bahagia dan bangga bisa berangkan beribadah bersama ibunya. Ia berharap, bisa berdoa di tanah suci nantinya untuk semua umat muslim. Sehingga mereka bisa dipanggil Allah SWT untuk bisa menunaikan ibadah haji. ‘’Inysa Allah, jika ada niat pasti akan terkabulkan,’’ yakinya. (**)

Komentar Anda