Butuh Biaya Operasi Rp 1,9 Miliar

BUTUH BIAYA: Bayi kembar siam Inaya dan Anaya, warga Desa Jurit Kecamatan Pringgasela butuh biaya operasi hingga Rp 1,9 miliar. (ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)
BUTUH BIAYA: Bayi kembar siam Inaya dan Anaya, warga Desa Jurit Kecamatan Pringgasela butuh biaya operasi hingga Rp 1,9 miliar. (ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)

SELONG – Bayi kembar siam Inaya dan Anaya memprihatinkan. Bayi asal Desa Jurit Kecamatan Pringgasela ini rencananya akan dioperasi awal tahun 2021 kelak. Namun, memisahkan bayi ini membutuhkan biaya tak sedikit.

Kondisi inilah yang menyulut perhatian sejumlah pihak, salah satunya Pemkab Lombok Timur. Melihat ekonomi keluarga si bayi yang kurang beruntung, tak mungkin akan membiayai operasinya. Sedikitnya, bayi ini membutuhkan biaya hingga Rp 1,5 miliar. Nominal ini di luar insidental. Maksimalnya membutuhkan biaya hingga Rp 1,9 miliar.

Keterangan ini disampaikan Direktur RSUD dr Raden Soedjono Selong, dr Tantowi Jauhari. Beruntung, Pemkab Lombok Timur bertindak cepat menangani bayi kembar siam ini. Bayi ini sekarang sudah dirawat intensif di RSUD Selong. Pemkab Lombok Timur siap membantu biaya operasinya.

Sejumlah OPD terkait di lingkup Pemkab Lombok Timur telah berkoordinasi untuk urunan menanggulangi biaya operasi yang rencananya akan dilaksanakan tahun 2021 mendatang. ‘’Paling cepat bisa dioperasi awal tahun 2021. Untuk anggaranya, minimal Rp 1,5 miliar. Itu di luar insidental. Tapi maksimalnya bisa sampai Rp 1,9 miliar,’’ terang Tantowi, Selasa (23/6).

Tantowi menerangkan, dari sekian besar anggaran yang dibutuhkan, beberapa OPD menyatakan kesanggupannya. Mereka akan urunan membiayai operasi bayi kembar siam itu. Termasuk RSUD Selong sendiri bersedia memberikan Rp 800 juta untuk biaya operasi bayi ini.

Kemudian donasi dari Rumah Anak Yatim sekitar Rp 305 juta. Sisanya dibantu Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Baznas Lombok Timur. ‘’Kedua bayi yang akan dioperasi ini juga punya persyaratan. Beratnya di atas lima kilogram, begitu juga dengan usianya juga,’’ terang Tantowi.

Operasi sendiri diupayakan akan dilaksanakan di RSUD Selong. Berbagai kelengkapan pun telah mulai dipersiapkan agar memenuhi standar. Baik itu ruangan, SDM maupun peralatan. Semua pesyaratan itu sudah bisa dipenuhi rumah sakit.  ‘’Tim dokter operasi nantinya akan didatangkan dari RSUD dr Sutomo Surabaya. Tapi karena kendala Covid-19, sehingga belum bisa untuk didatangkan,’’ ujarnya.

Ketua Baznas Lombok Timur, Ismul Basar menyatakan kesanggupan untuk membantu biaya operasi bayi kembar siam itu. Biaya yang dibutuhkan memang sangat besar sekitar Rp 1,9 miliar. Namun Baznas sendiri diperkirakan akan sanggup membantu dana sebesar Rp 100 juta. Dana ini akan diambil dari dana infak.

Jika lebih dari itu, kata dia, kemungkinan Baznas tidak bisa memenuhinya. Kalau pun ada dana zakat, itu tidak bisa sepenuhnya digunakan untuk membantu sisa biaya yang dibutuhkan. Karena penyaluran dana zakat ini sudah jelas peruntukannya. ‘’Tapi karena ini kemanusiaan. Kalau pun kita nanti hanya sanggup sekian, maka kita akan burapa bantu dengan berbagai cara. Seperti penggalangan bantuan, termasuk juga kita akan usulkan bantuan ke Baznas provinsi dan pusat,‘’ terangnya.

Lebih lanjut disampaikan Ismul Basar, penggunaan dana umat yang dikelola Baznas untuk kemanusian tentunya harus melalui proses kajian. Artinya, perlu duduk bersama dengan pihak terkait untuk membahasnya. ‘’Yang pasti Baznas tetap akan ikut andil. Masalah besarnya itu kita akan musyawarahkan. Termasuk juga kita akan tunggu arahan dari pemerintah daerah kita. Karena bagaimana pun ini adalah persoalan kemanusiaan dan menjadi masalah kita bersama,’’ ujarnya.

Sebelumnya, Baznas juga telah menghadiri rapat dengan Komisi II DPRD Lombok Timur membahas masalah bantuan untuk biaya operasi bayi kembar siam tersebut. Dalam rapat itu juga dibahas berapa kesanggupan dari masing-masing intansi terkait untuk membantu biaya operasi.

Namun, Baznas sendiri banyak hal yang harus mereka tangani. Bukan hanya soal kemanusian, tapi juga program lainya yang menjadi tanggung jawab mereka. Seperti pendidikan, kesehatan, pemberdayaan dan kegaamaan. ‘’Program-program yang menjadi titik fokus Baznas itu sesuai dengan Perbanaz Nomor 64 Tahun 2019,‘’ ungkap dia.

Wakil Ketua DPRD Lombok Timur, M Badran Achsyid menyampaikan, semua pihak harus ikut terlibat membantu operasi bayi kembar siam ini. Terutama Pemkab Lombok Timur karena ini menyangkut persoalan kemanusiaan. Maka semua dinas terkait harus ikut berperan, baik itu sebelum maupun setelah operasi. ‘’Dinas terkait harus saling koordinasi. Terlebih lagi ini kan biaya operasinya cukup besar,’’ harapnya. (lie)

Komentar Anda