Bupati Lotim Jawab Kritik Usai Usir Wisatawan: Demi PAD dan Keadilan Lokal

Bupati Lombok Timur Haerul Warisin. (ALI GHAZALI/RADAR LOMBOK)

SELONG–Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, akhirnya angkat bicara terkait viralnya video pengusiran wisatawan yang dibawa oleh pemandu selancar (surf guide) asal Lombok Tengah ke wilayah perairan Ekas, Desa Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur Selasa (17/6/2025) itu.

Video tersebut menuai beragam reaksi dari masyarakat. Sebagian menilai tindakan bupati terlalu keras dan berpotensi merusak citra pariwisata Lombok Timur, sementara sebagian lain mendukung langkah itu sebagai bentuk perlindungan terhadap pelaku wisata lokal.

Menanggapi kritik tersebut, Bupati Warisin menegaskan bahwa surf guide dari luar daerah, khususnya dari Lombok Tengah, dilarang membawa tamu ke Ekas kecuali para wisatawan tersebut menginap di hotel-hotel yang berada di Lombok Timur. Kebijakan ini, menurutnya, bertujuan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan menyejahterakan masyarakat lokal.

Baca Juga :  Warga Ekas Segel Villa Ekas Fantastic

“Tamu kita sendiri tidak kebagian ombak, hanya jadi penonton. Malah dikuasai orang luar. Ini tentu tidak adil,” tegas Warisin dalam keterangannya kepada media.

Ia mengaku menerima banyak keluhan dari pelaku wisata lokal, termasuk tamu yang menginap di kawasan Ekas, karena tidak bisa menikmati aktivitas selancar akibat dominasi wisatawan yang datang dari luar Lotim.

Baca Juga :  Ekas Adventure Sabet “Best Tourism Award 2021”

“Kita ingin hak pelaku usaha lokal dikembalikan. Ekas harus memberi manfaat bagi masyarakat Lotim,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut dari kebijakan tersebut, Pemkab Lotim menerjunkan sekitar 50 Anggota Satpol PP untuk berjaga di sekitar lokasi surfing Ekas. Langkah ini diambil demi menjamin kenyamanan wisatawan dan pelaku usaha lokal, serta menciptakan iklim pariwisata yang lebih adil dan berkelanjutan.

Meski menuai pro dan kontra, Bupati Warisin menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah daerah untuk mengelola destinasi unggulan secara lebih berkeadilan bagi masyarakatnya sendiri. (lie)