Bupati Loteng Wacanakan Pinjam Utang Lagi

HM Suhaili FT
HM Suhaili FT (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Pemkab Lombok Tengah kembali berwacana untuk meminjam anggaran kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero. Wacana itu dicetuskan Bupati Lombok Tengah, HM Suhaili FT menyusul peluang yang diberikan PT SMI. Bahwa Kabupaten Lombok Tengah telah menjadi kabupaten/kota yang sukses membangun daerahnya dengan berutang kepada PT SMI.

Menurut Suhaili, Lombok Tengah merupakan pintu gerbang Provinsi NTB jalur udara. Sebagai pintu masuk dunia ke Provinsi NTB, maka daerah itu harus didukung fasilitas berstandar internasional. “Ada rencana (berutang, red). Sebenarnya kondisi daerah ini masih mampu, dan memang tidak sembarang orang berutang. SMI juga tidak memberikan sembarang orang berutang, makanya kita masih bisa diberikan amanah untuk bisa mengutang lagi,” kata Suhaili, pekan lalu.

BACA JUGA: Loteng Sukses Membangun dengan Utang

Kalaupun Lombok Tengah akan kembali berutang, sambung Suhaili, semua itu untuk kebaikan masyarakat. Karena dana-dana tersebut akan digunakan untuk melakukan perbaikan infrastruktur di Lombok Tengah. “Nantinya kalau kita jadi berutang maka akan kita gunakan sebagai fasilitas penunjang seperti rumah sakit berstandar internasional serta sarana dan perasarana yang lain,” tambahnya.

Baca Juga :  Wujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Loteng Berhasil Tuntaskan Lima Pilar STBM

Suhaili juga mengaku, dana pinjaman itu akan digunakan untuk memajukan berbagai destinasi wisata penunjang di Lombok Tengah. Mengingat saat ini daerah tersebut dalam segi pariwisatanya masih terus berkembang pesat. “Jadi pengembangan dari dana tersebut bisa kita gunakan di kawasan wisata Mawun dan lain sebagainya, karena pariwisata tidak hanya di Kuta,” sebutnya.

Direktur PT SMI Persero, Emma Sri Martini sebelumnya menyampaikan, kemampuan Lombok Tengah untuk meminjam bisa mencapai Rp 250 miliar. Sudah terpakai untuk pasar Rp 80 miliar dan sebelumnya juga untuk membangun jalan. “Jadi untuk Lombok Tengah masih ada ruang untuk menambah fasilitasnya dari pinjamanya. Apalagi untuk pinjaman yang tahun 2019 sebanyak Rp 90 miliar sudah tuntas dibayar. Kalau kapasitasnya bisa ditambah maka hal itu bisa dilakukan, tapi untuk apa. Misalnya untuk revitalisasi rumah sakit atau irigasi mapun perbaikan sekolah dan lainya,” ungkap Emma Sri Martini.

Baca Juga :  Wujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Loteng Berhasil Tuntaskan Lima Pilar STBM

BACA JUGA: Maling Motor Bule Argentina Diborgol

Dalam kesempatan itu, Emma memberikan kesempatan untuk Pemda Lombok Tengah kembali dalam berutang. Untuk target penyelesaian pinjaman selama lima tahun, maka harus melihat dari berbagai aspek, terutama dari sisi penggunaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. “Jadi ada kriteria tersendiri baik dari peraturan pemerintah (PP) maupun peraturan di bawahnya atau syarat-syarat turunan. Salah satunya adalah sangat sensitif dengan kapasitas fiskal dan pemda memiliki kapasitas fiskal masing-masing. Itu akan menentukan juga besaran berapa pinjaman yang bisa diberikan,” tambahnya. (met)

Komentar Anda