GIRI MENANG- Sekian lama menjadi Ibu Kota Lombok Barat, Gerung terkesan jalan di tempat, baik soal infrastrukturnya maupun geliat ekonominya.
Kondisi ini diakui oleh Bupati H. Fauzan Khalid. Ia mengaku sejak dilantik menjadi bupati tahun 2016, dirinya langsung memerintahkan dibuatkan desain Gerung sebagai sebuah kota. Dalam desain yang sudah rampung tersebut, digambarkan Jalan Soekarno Hatta dari Masjid Baitul Atiq Gerung menuju Kuripan menjadi dua jalur. “Tahun ini kita mulai pembebasan (lahan). Insya Allah (lebar) jalannya 30 meter. Ini Efeknya tidak hanya Gerung tampak sebagai Ibu Kota, tetapi rencana ini juga nanti akan menghidupkan Kecamatan Kuripan yang berbatasan langsung dengan ibu kota kabupaten,” ungkapnya.
Selanjutnya dalam desain perencanaan juga ada semacam “Taman Udayana” seperti di Kota Mataram yang akan dibangun di depan kantor Bupati Lobar, sebelah timur Kantor Dinas Perhubungan Lobar menuju Giri Menang Square (GMS) atau Bundaran Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL). “Di perencanaan itu ada. Jadi kami bukan menghayal, ada semacam “Taman Udayana” yang akan kita bangun,” bebernya.
Fauzan pun optimis pembangunan ini akan segera terealisasi dan tuntas sehingga pedagang-pedagang kecil nantinya bisa berjualan pula di sana. Selain juga memang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Gerung paling maju se-NTB. “Yang paling maju RDTR-nya di NTB bukan Kota Mataram, melainkan adalah Kecamatan Gerung, tinggal ditandatangani pemerintah pusat,” jelasnya.
Kepal Dinas Perumahan dan Pemukiman Lobar H. Lalu Winengan mengungkapkan, dana pembebasan lahan jalan sebenarnya sudah dianggarkan pada APBD 2016. Namun tidak bisa dieksekusi karena ada kendala teknis. Ini membutuhkan appraisal (nilai taksir) bekerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Anggaran pembebasan pun dicantumkan lagi pada APBD 2017 senilai Rp 30 milar lebih pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Lobar. Diharapkan bisa secepatnya dilakukan pembebasan, agar secepatnya pula dilakukan pembangunan jalur dua di Gerung. (zul)