Bupati KLU Letakkan Batu Pertama Pembangunan Fasilitas Layanan RSUD

Gedung Hemodialisis (HD) RSUD Diresmikan

RSUD KLU
Bupati KLU, H. Najmul Akhyar meletakkan batu pertama pembangunan Fasilitas Layanan RSUD KLU. Simbolis peletakan batu pertama di lokasi TPA. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Lombok Utara (KLU) pada 2018 ini membangun sejumlah fasilitas layanan untuk menunjang kenyamanan dan keamanan pasien serta pengunjung. Untuk memulai tahapan pembangunan, manajemen RSUD KLU menggelar peletakan batu pertama yang dilakukan Bupati KLU, H. Najmul Akhyar, Kamis (5/4). Sekaligus peresmian gedung hemodialisis atau tempat pencucian darah.

Direktur RSUD KLU, dr. H. Lalu Bahrudin menyampaikan, sejumlah pembangunan fisik yang dilaksanakan ini bertujuan memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung. Salah satunya, Tempat Penitipan Anak (TPA) yang terintegrasi dengan Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) KLU. “TPA yang kami implementasikan ini berkat pemikiran Pak Bupati yang menginginkan pelayanan RSUD terintegrasi dengan SKPD,” ucapnya dalam acara yang dihadiri pula oleh Sekda KLU, H. Suardi, Anggota Komisi III DPRD KLU, Artadi, para pimpinan SKPD, tokoh masyarakat, tokoh agama dan manajemen RSUD ini.

Setelah pembangunan TPA senilai Rp 300 juta ini selesai dibangun, pengadaan sarana prasarana akan diserahkan ke Dikpora KLU. TPA ini nanti bisa dimanfaatkan pengunjung yang membawa anak ataupun anak pasien untuk dititipkan. “TPA ini juga bisa diakses para PNS yang bekerja di luar rumah sakit, (mereka) bisa menitipkan sesuai pengelolaan manajemen nanti,” katanya.

Yang dibangun juga ruang tunggu keluarga senilai Rp 200 juta. Pembangunan ini dihajatkan sebagai tempat persinggahan sementara selama menunggu pasien. Sebab, selama ini keluarga pasien banyak duduk, tidur di sepanjang lorong perawatan sehingga pengunjung lain merasa terganggu. “Kita juga akan membangun ruang tempat parkir ambulans senilai Rp 200 juta di sebelah kanan gedung utama,” jelasnya.

Baca Juga :  STIBA Bumi Gora Gandeng ETRA English

Melihat tren kasus kebutuhan darah di KLU yang semakin meningkat, RSUD juga perlu membangun Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) senilai Rp 1,6 miliar. Nantinya pihak RSUD akan bekerja sama dengan PMI melakukan donor darah pada kegiatan-kegiatan bhakti sosial yang dilaksanakan instansi terkait. Sehingga kebutuhan darah bisa terpenuhi langsung di RSUD. “Karena selama ini pasien yang membutuhkan darah harus ke UTD Lombok Barat atau ke PMI Mataram,” terangnya.

Selanjutnya, demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung, RSUD juga membangun landscape senilai Rp 2,8 miliar. Tahapan pembangunan saat ini masih pada proses tender di ULP Setda KLU. Landscape akan dirimbuni pepohonan sehingga diharapkan menjadi Green Hospital 2019. “Kami juga membangun tempat pencucian darah (Hemodialisis/HD) yang sudah mulai beroperasional pada bulan Maret. Jumlah pasien yang sudah merasakan pelayanan lebih dari 20 orang. Sekarang kita sudah punya empat mesin operasional sehingga tidak perlu ke Mataram,” ungkapnya.

Selain itu RSUD juga menyulap bekas Kantor Camat Tanjung lama yang berada di depan RSUD menjadi Poli TB, Poli Narkoba dan HIV/Aids senilai Rp 200 juta, penembokan keliling di belakang sebesar Rp 300 juta. “Yang perlu kita tambah ruang operasi. Jumlah ruang operasi sentral sekarang baru tiga ruangan, sementara yang operasi lain tidak kebagian sehingga menambah antrean. Mudah-mudahan tahun ini proposal yang kami usulkan ke pusat bisa disetujui,” harapnya.

Baca Juga :  Kerja Maksimal Bapenda Lobar Penuhi Target PAD

Sementara itu, Bupati KLU, H. Najmul Akhyar mengatakan, pembangunan TPA ini merupakan sebuah inovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan publik. “Saya terinspirasi dengan anak-anak kita yang harus membutuhkan tempat yang nyaman, karena kita ingin daerah kita ini menjadi kota layak anak,” katanya.

Pembangunan sejumlah fasilitas pelayanan RSUD diharapkan bisa terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Jika pelayanan baik maka akan menjadi cerita baik disampaikan pengunjung kepada orang lain. Jika sebaliknya, pelayanan yang tidak baik akan menjadi cerita yang tidak baik pula bagi masyarakat. “Mari utamakan pelayanan kepada pasien. Urusan administrasi harus dinomorduakan. Karena urusan administrasi dan medis harus dipisahkan pelayanannya,” harapnya.

RSUD lanjutnya adalah etalase pelayanan di tengah-tengah masyarakat. Saat ini pelayanan di RSUD terus mengalami peningkatan. “Mari bekerja dengan baik. Apapun yang menjadi kebutuhan RSUD silakan usulkan untuk kita adakan, karena APBD itu uang masyarakat,” tutupnya. (adv/flo)

Komentar Anda