Bunga KUR Turun Jadi 6 Persen

Wahyu Ari Wibowo
Wahyu Ari Wibowo.( DEVI HANDAYANI / RADAR LOMBOK)

MATARAM – Pemerintah Pusat terus berupaya menggenjot pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mendapatkan modal usaha dengan bunga rendah melalui skim pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR). Bahkan, pada 2020 mendatang, pemerintah kembali menurunkan suku bunga KUR dari 7 persen menjadi 6 persen.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB Wahyu Ari Wibowo mengatakan, dengan penurunan suku bunga KUR, tentunya akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Mengingat UMKM menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi, baik secara nasional maupun daerah.

“Penurunan suku bunga KUR menjadi 6 persen cukup rendah, kalau dibandingkan sebelumnya. Apalagi penyaluran kredit di NTB besar,” kata Wahyu Ari Wibowo pada Radar Lombok, Rabu (13/11).

Dijelaskannya, pada triwulan III ekonomi  NTB tumbuh 6,24 persen. Angka ini cukup tinggi dengan pertumbuhan secara nasional. Apalagi dilihat dari sisi investasi tumbuh 10 persen dibandingkan dengan nasional justru tumbuh melambat. Kemudian posisi konsumsi pemerintah cukup tinggi dan potensi kredit di NTB cukup tinggi, meskipun masih di dominasi oleh kredit pembiayaan properti dibandingkan dengan kredit UMKM.

“Harapannya bisa menggairahkan, agar iklim usaha lebih terkerek sehingga menjaga momentum ekonomi NTB,” ujarnya.

Menurutnya, dalam konteks KUR yang di fasilitasi oleh pemerintah juga di sesuaikan. Karena, ini bisa menjadi insentif pada masyarakat, khususnya UMKM yang selama ini menjadi penyangga dan dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi bisa stabil. Kebijakan baru terkait KUR, tentu bisa memberikan dampak positif pada neraca perdagangan dalam negeri juga.

Penurunan suku bunga KUR dari 7 persen menjadi 6 persen yang dilakukan oleh pemerintah, karena melihat pertumbuhan ekonomi ini masih dilevel 5 persen. Bahkan, kalau dilihat dari triwulan I-III terus turun secara nasional. Disisi lain ada juga tantangan global yang besar dan perang dagang belum selesai, sehingga ekonomi dunia yang melambat, lesu dan proyeksi kedepannya perlu di koreksi.

“Makanya, perlu di stimulus mau tidak mau dari dalam negeri. Sedangkan dari BI sendiri sudah beberapa kali menurunkan suku bunga, tujuannya  agar diikuti suku bunga perbankan juga turun,” katanya. (dev)