Buku Mulok Lecehkan Perempuan Bikin Marah Warga

Konten Porno, Sudah Menyebar di Sekolah

Dinas Pendidikan Lombok Timur mengakui buku ini beredar di sekolah. Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Muhir mengaku menemukan buku-buku ini beredar dan meresahkan warga. Diantaranya, buku ditemukan di dua kecamatan seperti di Kecamatan Sakra Barat dan Kecamatan Labuhan Haji. “Terhadap buku yang mengandung unsur porno yang beredar saat ini sudah kita tarik semua pada hari Sabtu, dan tidak boleh beredar lagi di kalangan pendidikan kita,” katanya kepada Radar Lombok, Minggu (07/10).

Muhir mengatakan ada aturan yang menjadi rambu-rambu dalam muatan lokal. Ia mengutip aturan dalam Undang-undang nomor 5 tahun 2017 berkaitan dengan upaya memajukan kebudayaan. Ada 10 pokok yang harus dilestarikan diantaranya tradisi lisan, situs, pengetahuan tradisional, keterampilan tradisional dan olahraga tradisional.” Dalam tradisi lisan ini ada namanya memaca, memaca dilakukan dengan dua cara yaitu memaos dan bersair. Selain itu ada juga orang Sasak yang membuat lelakak atau pantun, tetapi dalam pantun yang ditulis dalam buku ini mengandung unsur- unsur porno yang tidak bagus dibaca oleh siswa,”jelasnya.

Buku yang mengandung unsur – unsur porno, pelecehan terhadap perempuan, kekerasan serta sentimen SARA jelas jelas tidak direkomendasikan beredar di kalangan siswa. Tetapi katanya, buku kontroversial ini merupakan buku yang hanya terselip di buku-buku lain yang dipesan oleh sekolah.” Jadi dalam buku ini kita temukan ada kata – kata yang menyebut (maaf) alat kelamin perempuan yang tentunya termasuk dalam porno dan melecehkan kaum perempuan,” jelasnya.

Baca Juga :  Buku Mulok Konten Porno Beredar, Dikbud Mengaku Tidak Tau Biaya Pengadaan Buku

Ia mengaku ada buku Sasak selain ini yang juga beredar yang judulnya “ JAMPI – JAMPI BATUR SASAQ  DAN PANTUN SASAQ’’. Dua buku ini katanya, tidak pernah diverifikasi untuk diedarkan.” Jadi saya tegaskan disini, buku yang beredar ini buku yang tidak pernah diverifikasi oleh dinas karena tidak masuk dalam daftar buku yang diajukan oleh penerbit,” tegasnya.

Kepala Dinas Dikbud Lotim Lalu Suandi mengaku mengetahui masalah ini dari media sosial. Pihaknya mengaku langsung menarik buku tersebut. Di Dikbud ada tim verifikasi untuk mengantisipasi kejadian seperti ini. “ Kita sudah membuat tim untuk memeriksa konten buku pelajaran untuk mengantisipasi adanya buku semacam ini masuk ke sekolah. Buku yang beredar ini salah satu buku yang tidak lolos verifikasi,” katanya saat dihubungi.

Baca Juga :  Selamatkan Anak dari Pelecehan Seksual

Ia berdalih buku yang lolos verifikasi lah yang direkomendasikan masuk ke sekolah.

Ia menduga buku ini masuk ke sekolah tanpa ada rekomendasi dari Dikbud. Pihaknya sudah menarik buku ini dari peredaran. Kontennya tidak mendidik. “ Buku ini beredar sekitar dua atau tiga bulan dan sudah kita cabut. Saya pikir orang yang menyebar ini langsung ke sekolah dan tidak berkoordinasi dengan Dikbud,” ungkapnya.

BACA JUGA: Gawat, Kasus HIV/AIDS di NTB Meningkat Tajam

Dikbud membuat tim verifikasi. Semua buku yang akan masuk ke sekolah diverifikasi dulu oleh tim.

Ditanya apakah akan mengambil jalur hukum untuk menuntut penyebar buku? Dirinya mengaku menarik duku bulu tersebut sembari mempelajari langkah selanjutnya. “ Pada prinsipnya kita tarik dulu. Apalagi buku ini bukan buku wajib hanya sekedar buku pengayaan yang diperuntukkan bagi guru. Jika melihat konten terakhirnya, itu pantun bercanda,” tutupnya.(wan/adi)

Komentar Anda
1
2