Budpar Pastikan Tidak Ada Pungli di Wisata Selatan

TURUN: Kadis Budpar Lombok Tengah, H Lendek Jayadi saat turun ke pantai Seger beberapa waktu lalu. ( ISTIMEWA/RADAR LOMBOK )

PRAYA – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Lombok Tengah sudah turun langsung memantau lapangan terkait adanya dugaan pungutan liar (pungli) bagi para wisatawan yang terjadi di Pantai Seger Desa Kuta Kecamatan Pujut yang membuat wisatawan menjadi resah beberapa waktu lalu.

Karena sebelumnya, dugaan pungli itu berhasil direkam pengunjung dan viral setelah beredar luas di media sosial. Dari rekaman video itu, seorang ibu-ibu mengancam untuk melaporkan oknum yang diduga melakukan pungli. Dengan santainya, seorang pemuda dengan memakai baju kaos warna hitam menjawab silakan laporkan saja.

Saat ditegaskan memangnya tempat ini milik pribadi, pemuda itu pun mengklaim bukit sekitar Pantai Seger milik pribadi. Dari informasi yang dihimpun, untuk bisa masuk ke pantai Seger bahkan wisatawan harus merogok uang hingga Rp 75.000 yang terdiri dari bayar karcis di beberapa tempat penyekatan hingga parkir dan lain sebagainya.

Kepala Dinas Budpar Lombok Tengah, Lendek Jayadi menyatakan, pihaknya turun dengan menyamar setelah adanya isu pungutan liar. Namun tidak ditemukan adanya dugaan pungli tersebut. pihaknya mengaku untuk bisa naik ke bukit di pantai Seger, memang para wisatawan dikenakan tarif Rp 5.000. “Saya sudah cek langsung terkait isu adanya storan soal tiket masuk di pantai Seger, bahwa tidak benar ada pungutan hingga Rp 75.000. Yang ada hanya parkir Rp 10.000 dan tiket masuk untuk swafoto Rp 5.000 dan parkir yang Rp 10.000 inipun bisa untuk 24 jam,” ungkap H Lendek Jayadi, Rabu (17/8).

Lendek mengaku mengetahui hal itu karena sudah berkeliling ke lokasi dan dana yang dipungut digunakan untuk pengelolaan wilayah tersebut. Mengingat lahan tersebut merupakan lahan pribadi milik warga. Warga juga mengeluarkan dana untuk membuat beberapa lokasi yang menjadi fasilitas bagi para wisatawan yang datang agar bisa merasa aman dan nyaman di lokasi. “Saya sudah keliling di bukit Seger itu, dan dana yang dikeluarkan wisatawan untuk biaya membersihkan lokasi karena memang itu lahan pribadi. Di satu sisi, jalur menuju pantai Seger itu sudah ditata oleh pemiliknya. Jadi ada jalan setapak yang dibuat dengan berbagai fasilitas sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman guna menikmati keindahan objek wisata,” tegasnya.


Landek juga mengaku tidak hanya turun ke wilayah pantai Seger, namun ke berbagai lokasi lainnya dan dipastikan tidak ada pungutan hingga mencapai Rp 75.000. Sehingga, pihaknya menduga ada orang-orang yang sengaja membuat desain agar pariwisata di Lombok Tengah yang sedang mengalami perkembangan pesat menjadi tercoreng. “Kita semua patut waspada agar jangan sampai ada pihak-pihak atau oknum yang mencederai atau merusak marwah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika karena dunia sedang mengagumi. Maka harapan kami jika ada hal-hal yang patut diduga mencederai agar dikroscek langsung sebelum menyimpulkan,” imbaunya. (met)

Komentar Anda