Bu Wagub Jangan Bikin Panik

H Ahyar Abduh (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)
H Ahyar Abduh (ALI MA’SHUM/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh menanggapi santai kekecewaan Wagub NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah yang menganggap Pemkot Mataram tak serius menangani pendemi Covid-19.  

Ahyar sama sekali tak risau dengan penilai pemprov atas kinerjanya dalam menangani Covid-19 selama ini. Namun, Ahyar menggarisbawahi agar sebaiknya wagub tak bereaksi berlebihan dan membuat gaduh. Ia meminta agar wagub tidak perlu panik dan jangan membuat panik masyarakat. ‘’Silakan menilai terhadap kinerja kita di gugus tugas. Siapapun boleh menilai kita. Tapi Bu Wagub jangan panik dan jangan membuat panik,’’ pinta Ahyar, Rabu (8/7).

Menurutnya, Pemkot Mataram sudah tiga bulan bekerja dengan sungguh-sungguh. Utamanya untuk melaksanakan program penanganan dan pencegahan Covid-19. Lalu juga membantu warga yang terdampak secara ekonomi. Yakni melalui program JPS Kota Mataram dan program stimulus ekonomi. Anggaran yang disiapkan juga tidak kecil jumlahnya, sekitar Rp 135 miliar untuk perencanaan program. ‘’Itulah salah satu bentuk kesungguhan dan keseriusan kita. Coba bagaimana penanganan kita. Rumah sakit sudah kita siapkan sedemikian rupa dengan menambah berbagai fasilitas. Tempat isolasi di Wisma Nusatara disiapkan. Kontrak tracing dan rapid tes juga,’’ bebernya.

Wali kota dua periode ini menambahkan, program pencegahan juga dilakukan untuk mengedukasi masyarakat menggunakan masker. Masker dibagikan gratis ke 325 lingkungan. Ada 130 ribu masker yang sudah dibagikan. Ke depannya juga masih akan dibagikan kepada masyarakat. ‘’Kita juga mengedukasi untuk menjaga jarak. Kita siapkan cuci tangan di lingkungan-lingkungan. Bahkan kita sempat menutup pusat perdangan seperti mall dan toko. Semua sudah kita lakukan dan berlakukan jam malam. Belum lagi program PCBL. Itu Kota Mataram yang pertama menerapkan program berbasis lingkungan,’’ ketus Ahyar.

Baca Juga :  Wagub Dorong Warga NTB Tekuni Peternakan

Kendati demikian, Ahyar tak menafikan fakta di lapangan bahwa Kota Mataram masih zona merah dan terus terjadi penambahan kasus. Bahkan masih ada yang meninggal. ‘’Kita sudah sampaikan saat rapat di kantor gubernur. Sejauh ini, eskalasi penyebaran di lingkungan bisa kita cegah dan kendalikan. Tidak ada lagi di lingkungan. Klaster juga sudah selesai. Penambahan itu di tempat kerja dan ruang publik. Itu yang terjadi,’’ jelasnya.

Untuk itu, ia tidak mempermasalahkan Kota Mataram dianggap tidak serius. Dia tak mencari alasan mengingat fenomena di kota tentunya berbeda dengan daerah lainnya. ‘’Silakan saja menilai. Jadi jangan panik dan jangan buat panik. Untuk diketahui, kami bekerja dengan sungguh-sungguh. Mari kita semua, gugus tugas provinsi dan Kota Mataram dan elemen lainnya saling menguatkan. Tidak bisa saling menyalahkan. Tentu itu tidak baik,’’ cetus politisi Golkar ini.

Ahyar juga mengakui, cukup banyak intervensi dan bantuan yang diberikan Pemprov NTB. Mulai dari alat pelindung diri (APD), masker dan lainnya. Bahkan, Wagub meminta sebagai penerima bantuan Kota Mataram seharusnya lebih aktif dari Pemprov NTB yang memberikan bantuan. Wali kota mengatakan, tidak elok untuk terus mengungkit bantuan yang diberikan. ‘’Kan program kita sama saja dalam mencegah, bagaimanan menangani. Memang ada bantuannya. Tapi masa disebut-sebut,’’ katanya.    

Baca Juga :  Wagub Jabarkan Stimulus Ekonomi NTB di Hadapan Komisi XI DPR RI

Tentang masih banyaknya warga yang tidak menggunakan masker, Ahyar juga tak menafikannya. ‘’Itulah tugas kita untuk meningkatkan kembali kesadaran masyarakat. Ini bukan berarti kita tidak bekerja,’’ pungkasnya.

Kasatpol PP Kota Mataram, Bayu Pancapati menimpali tudingan wagub yang dialamatkan kepada Pol PP Kota Mataram. ‘’Bu Wagub kan mempertanyakan di mana Pol Pp pada saat malam kejadian di RSUD Kota Mataram. Pol PP itu ada di posnya di pendopo wali kota. Itu jawabannya, tidak sembunyi. Kok Pol PP yang dicari,’’ sindirnya balik.

Tentang kurangnya pengawasan Pol PP terhadap warga yang tidak menggunakan masker. Menurut Bayu, sejak April sudah melaksanakan tugasnya. Bukan berarti saat dilakukan sidak terus menggunakan masker. ‘’Berarti kan berhasil sidaknya Bu Wagub. Pas dicari lagi tidak ada. Yang namanya sidak itu kan bukan disiapkan dan harus disiapkan. Bu Wagub berarti berhasil saat sidak kita tidak ada,’’ tandasnya. (gal)

Komentar Anda