MATARAM – PT. Bank Syariah Indonesia (BSI) melalui Kantor Cabang (KC) Soeta II telah merelokasi kantor cabangnya menjadi KC BSI Gajah Mada di Bima. Relokasi ini merupakan bagian dari upaya BSI untuk mendekatkan layanan kepada nasabah dengan menyediakan fasilitas yang lebih nyaman dan representatif.
Area Manager PT. BSI Bali Nusra Tito Indratno menyatakan bahwa langkah relokasi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi nasabah. Kantor baru ini dirancang dengan fasilitas lengkap, termasuk ruang layanan untuk nasabah prioritas, akses yang ramah disabilitas, dan ruang laktasi untuk ibu menyusui.
“Kami yakin dengan relokasi ke tempat yang lebih strategis ini akan memudahkan dalam menjaring nasabah baru dan memberikan kenyamanan bagi nasabah lama,” kata Tito.
BSI menargetkan peningkatan aset di KC Gajah Mada Bima, dengan proyeksi mencapai Rp 500 miliar pada akhir tahun ini. Saat ini, aset yang dikelola oleh KC BSI Gajah Mada mencapai Rp 327 miliar. Tito optimis bahwa target ini bisa tercapai melalui penambahan dana pihak ketiga (DPK) dan peningkatan pembiayaan.
Caranya dengan mengoptimalkan produk-produk unggulan seperti Tabungan Haji, Tabungan Griya, dan Tabungan Bisnis. Selain itu, BSI juga akan memperkuat penetrasi layanan QRIS, menambah fasilitas ATM, serta mengintegrasikan Cash Recycle Mechine (CRM) yang memungkinkan nasabah melakukan penyetoran uang melalui mesin ATM.
Tidak hanya itu BSI Gajah Mada menawarkan berbagai produk dan layanan yang lengkap, mulai dari pembiayaan konsumer, SME, hingga mikro. Di segmen pembiayaan, kantor BSI melayani nasabah dengan produk pensiunan, prapen, dan mitra guna yang lebih fokus pada kebutuhan konsumen. Berikutnya BSI juga menyediakan layanan cicil emas (Cilem) untuk memudahkan masyarakat memiliki logam mulia melalui skema cicilan, dengan DP 0 persen bagi nasabah yang menerima gaji melalui BSI.
Peresmian KC Gajah Mada ini tidak hanya berfokus pada relokasi, tetapi juga sebagai bagian dari strategi BSI untuk terus tumbuh sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. BSI lahir dari merger tiga bank besar, yaitu Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRIsyariah, pada Februari 2021. Saat ini, BSI menempati posisi keenam dari 120 bank di Indonesia dalam hal kepemilikan aset.
Secara nasional, BSI telah menjadi salah satu bank terbesar, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga beroperasi di Dubai dan akan membuka cabang di Jeddah, Arab Saudi. Dan saat ini telah menjadi Top 10 Islamic Global Bank.
Di tingkat area, BSI terus memperluas jangkauannya di wilayah Bima melalui tiga kantor cabang, yakni Bima Kartina, Bima Soeta I, dan kini Bima Gajah Mada. “KC Gajah Mada akan menjadi pusat layanan yang lebih representatif untuk nasabah di wilayah Bima,” tandasnya.
Branch Manager BSI Gajah Mada Arfandi Abdullah menambahkan dengan relokasi ini, BSI Gajah Mada akan terus memperkuat layanan bagi nasabah di seluruh wilayah Bima, termasuk di daerah-daerah pedesaan melalui sistem jemput bola lewat layanan BSI Agen dan BSI E-Channel. Layanan ini memungkinkan masyarakat di daerah-daerah terpencil menjadi mitra BSI dan memberikan layanan keuangan syariah.
Saat ini, kantor cabang BSI Gajah Mada telah mengelola lebih dari 21.000 nasabah dengan berbagai segmen, mulai dari low-middle hingga high-net-worth customers. “Dengan sistem layanan yang lebih terintegrasi melalui e-channel, nasabah akan merasakan layanan yang lebih cepat dan mudah di kantor kami,” kata Tito.
Dalam waktu dekat, BSI juga akan meluncurkan aplikasi Super App yang akan memudahkan nasabah dalam mengakses layanan perbankan syariah dari mana saja.
BSI juga bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk memfasilitasi keberangkatan jamaah haji. Setiap tahun, BSI membantu memberangkatkan sekitar 400 calon haji dari Bima, dengan berbagai kemudahan, termasuk program Tabungan Mabrur Junior yang memungkinkan perencanaan haji lebih cepat untuk anak-anak.
Peresmian KC Gajah Mada ini tidak hanya menjadi bukti komitmen BSI untuk terus berkembang, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam menghadirkan layanan perbankan syariah yang modern dan dekat dengan masyarakat.
Caranya dengan mengoptimalkan produk-produk unggulan seperti Tabungan Haji, Tabungan Bisnis dan Tabungan Berencana serta instrumen Tabungan tanpa biaya administrasi dengan akad wadiah atau titipan.
“Dengan berbagai strategi ini, kami optimis bahwa baik semua segmen nasabah semakin mempercayai BSI sebagai bank syariah terbesar di Kota maupun Kabupaten Bima,” pungkas Arfandi. (yop)