BRI Perluas Agen Laku Pandai BRILink

ILUSTRAI MESIN BRILINK

MATARAM–Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong lembaga industri perbankan agar memberikan layanan keuangan bagi masyarakat hingga ke pelosok pedesaan. Layanan perbankan yang mampu menyentuh di pelosok pedesaan, diyakni mampu minimalisir pelaku ‘rentenir’ yang mencekik masyarakat dalam mendapatkan modal usaha.

Untuk memberikan akses layanan keuangan bagi masyarakat hingga pelosok desa, Bank BRI selaku Bank Usaha Milik Negara (BUMN) terus memperluas jaringan layanan perbankan tanpa kantor atau lebih dikenal dengan sebutan Laku Pandai. Layanan perbankan tanpa kantor ini ‘Laku Pandai’ menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan literasi keuangan bagi masyarakat yang belum menikmati layanan perbankan.

Kepala BRI Cabang Mataram, Moh. Harsono mengatakan, pihaknya terus memperluas jaringan layanan perbankan tanpa kantor, dengan menunjuk agen Laku Pandai di daerah yang belum mendapatkan akses keuangan, atau jauh dari layanan kantor perbankan.

“Tahun 2017 ini, kami di BRI Cabang Mataram menargetkan membentuk agen Laku Pandai sebanyak 150 agen di tiga wilayah kabupaten/kota di Pulau Lombok,” kata Moh Harsono, Sabtu (15/7).

Untuk layanan Laku Pandai, BRI secara nasional sudah memiliki agen yang disebut dengan BRILink yang merupakan layanan yang menggunakan mesin mini yang bisa dibawa kemana saja, selama sinyal provider telepon seluler masih ada diakses.

Mesin mini BRILink ini sendiri, merupakan mesin sebagai alat transakasi yang lebih simpel dan praktis bagi masyarakat. Selain bisa dibawa kemana saja, mesin Laku Pandai BRILink miliki BRI ini juga bisa melayani selama 24 jam, tanpa ada istilah hari libur.

Baca Juga :  Fathurahman, Angkat Batok Kelapa Lombok Tembus Pasar Eropa

Layanan BRILink ini juga dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan transaksi oleh masyarakat. Mulai dari penarikan uang tunai, menabung, transfer uang, setoran kredit dan berbagai layanan pembayaran PPOB untuk air, listrik, pulsa dan lainnya.

Dengan kemudahan tersebut, masyarakat yang ada di pelosok pedesaan, akan semakin terbantu mengakses lembaga perbankan, tanpa harus pergi jauh untuk mendatangi kantor bank di pusat kecamatan atau ibu kota kabupaten/kota, melainkan cukup di rumah untuk melayani berbagai kebutuhan transaksi masyarakat.

Harsono menyebut, bahwa pada akhir tahun 2016 jumlah agen layanan BRILink di tiga wilayah yang menjadi area kerja BRI Cabang Mataram, yakni Kota Mataram, Lombok Barat dan Lombok Utara sudah terdapat 486 agen BRILink.

Dari jumlah itu, sebagian besar berada di daerah yang belum memiliki akses perbankan. “Untuk tahun 2017 ini target kami di BRI Cabang Mataram membentuk agen BRILink sebanyak 150 agen,” ucap Harsono.

Harsono menambahkan, untuk target pembentukan agen Laku Pandai BRILink di tahun 2017 sebanyak 150 agen tersebut, di semester I tahun 2017 sudah berhasil tercapai. Bahkan capaiannya sudah melebih dari target 150 agen tersebut.

Baca Juga :  Pemprov NTB Gelontorkan Rp15 Miliar Bantuan Ternak

“Untuk tahun 2017 ini agen Laku Pandai BRILink yang sudah terbentuk sebanyak 180 agen di semester I ini saja,” sebut Harsono.

Untuk penentuan agen BRILink, Harsono mengatakan, seorang agen tersebut harus memiliki rekening di BRI, bertempat tinggal di pedesaan yang kantor perbankan jauh dan sebagian besar warga masyarakatnya belum mengakses layanan perbankan serta calon agen tersebut memiliki usaha tetap. “Selain lokasi strategis, agen BRILink juga harus memiliki usaha,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala  OJK Provinsi NTB, Yusri, mengatakan jangkauan layanan kantor perbankan selama ini masih sangat terbatas, yang hanya berada dan melayani di pusat perkotaan. Sementara masyarakat itu tidak hanya berada di pusat perkotaan, melainkan menyebar dan bahkan cukup padat di pelosok pedesaan. Hanya, saja jangkauan lembaga perbankan masih sulit menjangkau masyarakat yang ada di pedesaan.

Karena itu kata Yusri melihat persoalan yang mendasar terkait layanan industri keuangan di masyarakat pedesaan, kemudian OJK mengeluarkan kebijakan untuk menerapkan Layanan Keuangan Tanpa Kantor (Laku Pandai) yang nantinya bisa diakses secara merata oleh masyrakat di pelosok pedesaan.

“Laku Pandai ini perbankan tidak perlu membuka kantor, tapi cukup menunjuk agen yang bisa melayani masyarakat di pelosok pedesaan. Sehinggan Laku Pandai ini bisa mendongkrak inklusi keuangan bagi masyarakat di pelosok pedesaan,” kata Yusri. (luk)

Komentar Anda