
PRAYA–Kementerian Pertanian RI kembali menunjuk Provinsi NTB sebagai salah satu dari 7 provinsi di Indonesia untuk menjadi sentra produksi tanaman kedelai nasional. Hanya saja, persoalan yang masih menjadi kendala adalah produktivitas tanaman benih yang belum melampaui 1 ton. Sehingga untuk menjawab itu, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Kementan Provinsi NTB menghadirkan benih kedelai yang mampu menghasilkan 1,5 ton perhektarnya.
Itu dilakukan sebagai bentuk dukungan aktif BPTP Balitbangtan Kementan NTB untuk meningkatkan produktivitas kedelai dalam mensukseskan Provinsi NTB sebagai lumbung produksi kedelai nasional tahun 2018 mendatang.
Alhasil, BPTP Balitbangtan Kementan NTB melalui sentuhan inovasi teknologi sukses melakukan uji coba penanaman pembenihan kedelai, bekerjasama dengan kelompok tani Tunggal Angen, Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Rabu kemarin (27/9).
Di lahan seluas 16 hektar sebagai tempat demplot produksi perbenihan kedelai, BPTP Balitbangtan Kementan NTB berhasil meningkatkan produksi tanaman kedelai. Dari biasanya produktvitas petani 8 kwintal hingga 1 ton, melalui sentuhan inovasi teknologi mampu menghasilkan produktivitas hingga 1,79 ton/hektar. Bahkan untuk beberapa varietas bisa menghasilkan produktivitas 2,99 ton/hektar.
“Dengan sentuhan inovasi teknologi, produktivitas kedelai bisa meningkat signifikan. Kami optimis program upaya khusus (Upsus) kedelai yang menjadikan NTB sebagai sentra produksi akan sukses,” kata Kepala BPTP Balitbangtan NTB, Dr HM Saleh Mochtar, di sela panen raya demplot kedelai di Desa Ubung, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, yang juga dihadiri Asisten II Setda Kabupaten Lombok Tengah.