MATARAM– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram memantau perkembangan debit air sungai seperti Sungai Unus, Ancar, Berenyok dan Jangkuk. Hasilnya, debit air dalam posisi aman.” Debit sungai masih aman. Kita tetap pantau kenaikannya setiap turun hujan,” ungkap Kepala BPBD Kota Mataram Dedi Supriadi saat ditemui kemarin (6/12).
Meski masih aman, BPBD terus melakukan antisipasi intensitas hujan. Belum terjadi hujan yang besar dan lama. Jika hujan besar dan lama, kemungkinan debit air naik yang bisa berpotensi menyebabkan banjir.
Setiap hujan turun, BPBD bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) standbye 24 jam dan melakukan patroli. Pada saat tidak hujan pun demikian. Karena bisa jadi meski tidak hujan, Mataram terkadang mendapat air kiriman.
Terkait beberapa kejadian belakangan ini, ia mengatakan BPBD memberikan perhatian dan tanggapan, termasuk dalam kasus longsor di Kelurahan Rembiga beberapa waktu lalu. BPBD berkoordinasi dengan SKPD terkait. “ Sekarang saya mau lapor ke Pak Sekda untuk proses bantuannya,” ungkapnya.
Sementara itu Sekda Kota Mataram H. Effendy Eko Saswito mengatakan, pihaknya sudah meminta BPBD tanggap terhadap musibah yang menima warga.
Sebagai bentuk antisipasi, ia meminta BPBD mencarikan jalan terbaik atas problem meluapnya aliran sungai yang menggenangi rumah warga di Kodya Asri. Salah satu cara tindakan yang sudah digunakan dengan menjebol tembok yang terpasang, karena keberadaan tembok itu membuat aliran sungai tersumbat sehingga meluap.”Bersama warga BPBD sudah menjebol tembok tersebut,” ungkapnya.
Sekda juga meminta BPBD melakukan pemetaan potensi rawan bencana. Untuk bisa bebas dari banjir dan genangan, Kota Mataram membutuhkan dana sekitar Rp 2 miliar untuk melakukan perbaikan drainase. Tahun 2016 Dinas PU mengalokasikan dana sekitar Rp 3 miliar untuk drainase, tetapi sekitar Rp 2 miliar untuk pembayaran gaji, sisanya sekitar Rp 1 miliar baru untuk perbaikan drainase.” Nanti kita akan bersurat ke Pemprov agar dibantu perbaikan drainase di jalan negara,” ungkapnya.(ami)