
MATARAM—Tim Opsnal Polsek Cakranegara menangkap I Putu Danny Septyatika, 33 tahun asal Lingkungan Jeruk Manis Kelurahan Cakra Barat Kota Mataram, Rabu kemarin (1/2) sekitar pukul 16.30 Wita.
Pelaku yang sehari- hari bekerja sebagai sopir taksi dan guru honorer di salah satu SMA swasta di Kota Mataram tersebut, ditangkap lantaran membobol mesin bilik ATM milik May Bank di Mataram Mall Jalan Pejanggik. ”Pelaku kita tangkap berdasarkan adanya laporan masyarakat kalau pelaku berencana melakukan pencurian,” ungkap Kapolsekta Cakranegara AKP Haris Dinzah kepada wartawan Kamis kemarin (2/2).
[postingan number=3 tag=”atm”]
Modus pelaku melancarkan aksinya dengan mencongkel boks ATM dengan menggunakan tank dengan maksud mengambil uang di dalam bilik ATM tersebut. Namun belum sempat mengambil uang tersebut, pelaku sudah terlebih dahulu ketahuan sama petugas keamanan. ”Petugas keamanan yang berada di lokasi tersebut langsung menginformasikan dan petugas langsung menuju tempat kejadian sehingga yang bersangkutaan berhasil kami amankan,” ucapnya.
Atas kejadian tersebut pihak bank mengalami kerugian Mmterial sebanyak Rp 3 juta. Sementara barang bukti yang berhasil diamankan oleh aparat yakni satu buah tank dan mobil taksi yang dikendarai pelaku. ”Pelaku bersama barang bukti sudah kita amankan guna pengembangan lebih lanjut,”ujarnya.
Atas perbuatanya, pelaku terpaksa mendekam di penjara dan terancam hukuman 7 tahun.”Pelaku disangkakan dengan pasal 363 ayat (1) ke-3 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dan ancamanya 7 tahun penjara,” tutupnya.
Sementara itu pelaku yang dimintai keteranganya mengungkapkan dirinya nekat melakukan hal tersebut lantaran terdesak kebutuhan hidup yang semakin tinggi. Dirinya juga memiliki hutang. Uang yang didapat dari gaji guru honorer dan supir taksi tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari. “Saya melakukan itu karna mengejar terget setoran, juga lantaran setiap hari saya harus menyetor untuk pembayaran taksi sebanyak Rp 260 ribu,'' akunya.
Menurutnya, pendapatan sebagai sopir taksi tidak menentu. '' Lantaran desakan ekonomi untuk membayar hutang,” ungkap.(cr-met)