Kerja keras dan pantang menyerah menjadi kunci jika ingin berhasil menjadi wirausaha. Indah Purwanti membuktikannya. Ia pun sukses melakoni bisnis mutiara Lombok.
Ahmad Yani — Mataram
Tidak adanya pekerjaan paska mundur dari pekerjaannya sebagai karyawati bank tahun 2011 lalu, membuat Indah Purwanti, 30 tahun berpikir keras agar bisa survive. Indah berpikir menjadi pengusaha, selain bisa memiliki pekerjaan juga bisa membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.
Indah kembali harus berpikir keras dan menemukan peluang maupun ide bisnis ada di sekitarnnya. Alhasil, Indah pun memilih melakoni usaha mutiara. Namun dia harus memulai dari nol, apalagi dia sebelumnya tidak memiliki pengalaman dalam usaha ini. Indah tidak patah semangat.
Ia mulai mencoba menjadi reseller produk mutiara Lombok yang saat ini telah mendunia.
"Awalnya cuma jadi reseller toko. Saya foto, upload facebook. Tapi karena permintaannya banyak, keuntungannya bisa jadi modal. Habis itu saya kembangin dengan desain sendiri," tuturnya, kemarin.
Produk perhiasan dari mutiara Lombok itu dikemas dalam bentuk cincin, gelang, anting, bros hingga kalung. Harganya bervariasi terendah mulai dari Rp 200 ribu dan hingga puluhan juta rupiah.
Usahanya terus berkembang. Dia pun membuka galeri di Jalan Bung Karno, Kota Mataram. Ditengah kesibukannya itu, Indah ikut kompetisi tahun 2013 lalu dan menjadi finalis Wirausaha Muda Mandiri Indonesia. Sebuah ajang kompetisi bergengsi tingkat nasional bagi para pengusaha muda Indonesia. Pada tahun 2014, Indah pun menjadi brand ambassador Wirausaha Muda Mandiri Indonesia. " Tapi awalnya, pada tahun 2012 saya coba ikut tapi gagal," ucapnya.
Dengan keberhasil diraih Indah dalam ajang wirausaha Muda Mandiri Indonesia kian memudahkan dan memuluskan langkahnya dalam melakoni dan mengembangkan usahanya. Kini, Indah dibantu enam karyawan. Dia juga memiliki sepuluh perajin emas dan perak.
Untuk mendapatkan mutiara Lombok, ia memperoleh dari nelayan yang biasa mencari mutiara Lombok di berbagai spot tertentu di lautan Lombok. Setelah mereka panen, mereka antar ke toko-toko. Karena nelayan tidak bisa desain dan mereka cuma bisa cari mutiaranya saja. Jadi ada rantainya di situ, mulai dari nelayan, desainer, perajin, toko, baru ke konsumen.'' Kalau saya rantainya itu, putusnya di nelayan saja, karena kalau dari awal sampai akhir kita yang desain," ujarnya.
Agar produknya semakin dikenal, Indah sering mengikuti pameran baik di dalam negeri dan berkali-kali di luar negeri. Pameran diikuti di Lebanon, Thailand, Malaysia dan sejumlah negara lainnya.
Terakhir di ajang permata terbesar di Singapura yaitu Singapore International Jewelry Expo yang diikuti 300 peserta dari seluruh penjuru dunia.
" Kita dari online itu juga banyak, sampai ke Belanda terakhir, kalau Asia, sudah Jepang, Thailand, kalau Australia juga pernah. kalau Eropa, sudah ke Belanda sama Rusia," jelasnya.
Indah kini bisa menikmati usahanya itu. Berangkat dari nol rupiah tersebut, kini ia pun bisa meraih omzet mencapai lebih Rp 800 juta. Indah sendiri terus aktif dalam berbagai pameran hingga pasar online. Pesanan terus berdatangan.(*)