Bio Farma Satu-satunya BUMN Peraih Penghargaan Primaniyarta

BUSINESS GATHERING: Mendag RI, Zulkifli Hasan, dan Direktur Penelitian & Pengembangan Bisnis PT Bio Farma (Persero), Yuliana Indriati, berbincang pada kegiatan Business Gathering yang digelar Kemendag di Jakarta (15/12).

JAKARTA—Bio Farma dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Primaniyarta dalam kategori Eksportir Produk Inovatif. Penghargaan Primaniyarta diberikan kepada 14 penerima yang terdiri atas 12 eksportir dan dua kepala daerah terpilih yang terus meningkatkan nilai ekspornya di masa pandemi serta menjadi pelopor pasar baru bagi Indonesia.

Bio Farma yang merupakan induk holding BUMN Farmasi beranggotakan PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk, menjadi satu-satunya BUMN yang mendapatkan penghargaan Primaniyarta di tahun 2022.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, bahwa produk Bio Farma memiliki standar  internasional. “Bio Farma telah menghasilkan vaksin yang berkualitas sesuai standar World Health Organization (WHO),” katanya.

Yuliana juga menambahkan, Bio Farma telah meningkatkan peran Indonesia di negara berkembang yang tergabung dalam Developing Countries Vaccine Management Network (DCVMN) dan Organization of Islamic Cooperation (OIC) untuk menghasilkan vaksin yang berkualitas dengan harga terjangkau.

“Saat ini produk Bio Farma telah diekspor ke lebih dari 153 negara, bahkan kebutuhan vaksin polio di dunia, dipenuhi oleh  Bio Farma sebanyak  70%. Realisasi ekspor produk Bio Farma pada tahun 2021 lalu mengalami peningkatan dari sebelumnya 69 Juta Dollar di tahun 2020 menjadi USD 107 Juta Dollar di tahun 202,” ungkap Honesti.

Penghargaan diberikan langsung oleh Presiden RI pada saat pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) Ke-37, Rabu (19/10/2022) lalu di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Banten. Primaniyarta sendiri merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada eksportir yang dinilai paling berprestasi di bidang ekspor dan dapat menjadi tauladan bagi eksportir lain.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kemudian mengundang seluruh penerima penghargaan, termasuk Bio Farma untuk menghadiri Business Gathering di Kementerian Perdagangan pada Kamis (15/12).

Dalam sambutannya, Zulkifli mengatakan, bahwa kunci kesuksesan negara maju adalah ekspor. Hingga tidak berlebihan jika pemerintah memberikan penghargaan kepada para pelaku usaha ekspor. “Pelaku usaha ekspor ini bagi kita adalah pejuang-pejuang bagi merah putih yang akan menjadikan republik ini menjadi negara maju,” katanya.

Dia juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada para eksportir. Zulkifli juga menambahkan, pihaknya akan berusaha untuk mendorong dan membantu perusahaan untuk melakukan ekspor. “Para pejuang ekspor ini harus dibantu agar mudah dan berkembang perusahaanya,” jelasnya.

Pada kesempatan Business Gathering tersebut, Direktur Penelitian & Pengembangan Bio Farma, Yuliana Indriati mengatakan, bahwa ekspor produk Bio Farma terutama melalui Badan dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti UNICEF, serta melalui kerjasama bilateral dengan negara Asia dan Afrika.

Yuliana menambahkan bahwa produk ekspor Bio Farma meliputi produk jadi seperti vaksin nOPV2, vaksin Hepatitis B, vaksin TT, vaksin TD, serta serta produk vaksin unggulan lainnya. Serta produk bulk seperti Polio Bulk, Measles Bulk, Tetanus Bulk dan lainnya. Bio Farma juga memiliki portfolio produk ekspor berupa Diagnostic Kit seperti Bio VTM, BioCov-19 dan mBioCov-19 untuk PCR Kit, serta BioColomelt untuk Cancer Kit.

Bio Farma gencar menjalin Kerjasama dengan Global Partner, seperti dengan ProFactor Pharma (United Kingdom) yang penandatanganan kerjasamanya dilaksanakan pada September 2022, dimana dengan Kerjasama ini Bio Farma akan berperan sebagai manufaktur eksklusif untuk kerjasama suplai global produk Recombinant Factor VII.

Yang terbaru, Bio Farma telah menandatangani perjanjian dengan Merck & Co Inc (MSD), global player dari Amerika Serikat untuk kerjasama transfer teknologi guna memproduksi Vaksin Human Papillomavirus (HPV) yang dibutuhkan untuk percepatan penanggulangan kanker serviks di Indonesia, ungkap Yuliana. (RL)

Komentar Anda