Biaya Mahal, Anak Nelayan Ampenan Terpaksa Putus Sekolah

Tapi fakta dilapangan, meski didengungkan pendidikan dasar gratis untuk jenjang SD dan SMP, seperti tidak membayar uang komite, SPP, tidak membeli baju seragam di sekolah dan membeli buku bacaan pelajar, tapi justru semuanya itu hanya isapan jempol dan bohong. Para orang tua, tetap dikenakan uang komite, uang beli buku pelajaran dengan berbagai alasan. Termasuk juga bagi siswa baru diharus membayar untuk membeli pakaian seragam hingga jutaan rupiah.

Baca Juga :  Nelayan Tuntut Penerbitan Izin Dipercepat

Dengan kondisi fakta seperti itu di lapangan, Faisal berharap pemerintah lebih memberikan perhatian lagi bagi anak-anak nelayan yang ada dipesisir pantai Ampenan. Karena untuk bisa menyekolahkan anaknya saja kadang para orang tua harus mengutang terlebih dahulu, karena kehidupan nelayan yang hanya bergantung pada hasil penangkapan dan penjualan ikan. Penghasilan nelayan dari hal tersebut juga kadang tak menentu, bahkna untuk orang tua yang tidak memiliki perahu mereka akan bekerja menjadi buruh bangunan.

Baca Juga :  Dikbud NTB Kembali Digedor Orangtua Siswa

Faisal juga menyanyangkan sikap guru yang masih belum memfasilitasi anak-anak pesisir yang berprestasi untuk bisa tetap melanjutkan pendidikan dan memperoleh besiswa. Selain itu, Bantuan Siwa Miskin (BSM) juga dinilai belum merata.

“BSM yang diberikan pemerintah belum merata, ada yang seharusnya dapat malah tidak dapat,” pungkasnya. (cr-isn/cr-ynq)

Komentar Anda
1
2