BI Provinsi NTB Perkuat Pengembangan Peternakan dan Pertanian Terintegrasi

Padahal apabila diolah secara tepat, kotoran tersebut dapat memberikan manfaat ekonomi tinggi sekaligus mendorong pertanian organik ramah lingkungan. Dengan kapasitas puluhan ekor sapi yang ada, diperkirakan mampu menghasilkan pupuk sekitar 9 ton per bulannya, sehingga cukup untuk menjadi pupuk dasar bagi 9 hektar pertanian.

Limbah peternakan seperti kotoran sapi dapat digunakan untuk pupuk pertanian. Sebaliknya, limbah pertanian seperti bonggol jagung dan batang jagung dapat digunakan untuk pakan konsentrat ternak. Dengan konsep tersebut maka tidak akan ada sumber daya yang terbuang, sehingga baik peternak maupun petani dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri.

Baca Juga :  FPTI NTB Siapkan Atlet Ikuti Seleksi Sirkuit

Selain menggelontorkan bantuan berupa peralatan pengolahan kotoran ternak, Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB juga menyerahkan hadiah bagi 3 dusun yg dinilai berhasil melakukan gerakan penanaman hortikultura, sayur-sayuran, dan buah-buahan di pekarangan rumah. Gerakan tersebut telah dilakukan sejak awal tahun 2017 untuk mendorong masyarakat, khususnya Kelompok Wanita Tani (kWT), menanam tanaman hortikultura secara organik. Sayuran yang dihasilkan dapat dikonsumsi untuk mengurangi pengeluaran warga, serta lebih sehat Karena menggunakan metode organik.

Baca Juga :  Bank NTB Buka Layanan Kantor Kas di RSUP NTB

“Kami berharap gerakan tersebut dapat terus dilakukan warga, sehingga dapat meningkatan pasokan pangan yang pada akhirnya dapat mendukung stabilitas harga,” imbuhnya. (luk)

Komentar Anda
1
2
3