Dalam mendukung program perternakan dan pertanian terintegrasi, BI Provinsi NTB memberikan bantuan berupa alat biodigester berkapasitas 17m3. Bantuan biodigester tersebut lengkap terdiri dari bak penampung limbah ternak, pengolahan pupuk padat dan cair, generator alat pembangkit listrik dari biogas kotoran ternak berkapasitas 1.000 watt, dan alat pengemasan pupuk biourine. Bantuan tersebut melengkapi serangkaian bantuan yang telah diberikan BI sebelumnya berupa pembuatan jaringan pipa dari sumber mata air ke desa, serta pembuatan kandang komunal.
Prijono juga mengajak, agar warga masyarakat dalam hal ini para peternak untuk dapat melakukan ternak dengan metode dikandangkan dibandingkan dengan metode dilepas. Di Sumbawa sendiri budidaya sapi masih menjadi usaha sampingan, dimana sapi dilepas dan tidak dipantau.
Dengan metode dikandangkan, peternak dapat memperoleh banyak keuntungan dengan lebih mudah mengontrol kebutuhan pakan, sehingga kenaikan bobot ternak lebih terukur.
Dikatakan, dalam jangka panjang, metode dikandangkan tersebut akan memudahkan warga dalam memanfaatkan kotoran sapi baik padat maupun cair untuk dijadikan pupuk melalui metode fermentasi. Pasalnya, selama ini kotoran sapi menjadi limbah dan mencemari lingkungan.