BI NTB Waspadai Peredaran Uang Palsu

Ilustrasi Uang Palsu
Ilustrasi Uang Palsu

MATARAM—Pesta demokrasi politik yakni pemilihan kepala daerah (Pilkada)  yang digelar Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk pemilihan gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati Lombok Barat, Bupati Lombok Timur dan Walikota Bima di tahun 2018 ini perlu diwaspadai adanya peredaran uang palsu di tengah masyarakat.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Achris Sarwani memastikan bahwa pihaknya telah menggandeng aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian untuk mengawasi dan menindak peredaran uang palsu di tengah masyarakat. “Kerjasama dengan kepolisian untuk penanganan uang palsu berjalan sudah lama dan tidak hanya saat sekrang ini saja,” kata Achris Sarwani, Senin kemarin (19/3).

Menurut Achris, untuk mengantisipasi masyarakat kena tipu dengan peredaran uang paslu, Bank Indonesia telah secara intensif memberikan sosialisasi dan edukasi terkait tata cara mengetahui uang yang palsu. Kegiatan sosialisasi untuk mengenal uang rupiah asli dan palsu telah menyasar berbagai kalangan dan lapisan masyarakat. sehingga harapanya, kasus peredaran uang palsu bisa ditekan dengan semakin bagusnya pemahaman masyarakat tentang uang rupiah yang asli.

Baca Juga :  Ratusan Pegawai BI Mengawali Vaksinasi Booster Dosis Kedua di NTB

Dikatakannya, sosialisasi cirri-ciri keaslian uang rupiah, BI NTB tidak hanya mengadaka sosialisasi kepada masyarakat di perkotaan saja, tetapi juga di pelosok pedesaan dengan melibatkan berbagai pihak terkait.

Begitu juga dengan menggandeng pedagang kecil bakulan yang ada di pasar tradisional dan juga pedagang kios untuk diberikan pemahaman terkait ciri-ciri uang asli dan membedakannya dengan uang palsu. “Kalaupun jika ada informasi uang palsu beredar, kami harap masyarakat segera melapor dan akan ditangani dengan baik oleh aparat kepolisian,” uacp Achris.

Baca Juga :  Bank Indonesia Dukung Industri Fesyen Muslim NTB Tembus Pasar Global

Achris berharap kasus peredaran atau temuan uang palsu di tengah masyarkat bisa diminimalisir dengan pemahaman masyarakat yang semakin baik tentang uang rupiah, serta semakin digencarkannya transaksi menggunakan non tunai,seperti e-Money, m-Banking, E-Banking, dan layanan non tunai lainnya yang dimiliki sejumlah provider telekomunikasi, seperti XLTunai, TCash dan lainnya.

“Kita juga tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap berhati-hati dan mengecek setiap uang rupiah ketika bertransaksi. Terlebih lagi itu kasir toko/kios untuk bisa memanfaatkan alat pendeteksi uang palsu,” pungkasnya. (cr-dev/cr-isn)

Komentar Anda