BI NTB Terima Laporan 4.022 Lembar Uang Palsu

MATARAM–Kasus penyebaran uang palsu masih terus terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, tak ketinggalan juga di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB mencatat selama periode Januari hingga Oktober 2016, uang palsu yang ditemukan sudah mencapai 4.022 lembar.

“Jumlah uang palsu yang dilaporkan di sepanjang tahun 2016, yakni bulan Januari hingga Oktober mencapai 4.022 lembar,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Prijono, Sabtu (12/11).

Disebutkan, jumlah laporan uang palsu sebanyak 4.022 lembar itu sebagian besar di dominasi uang kertas pecahan Rp 50.000. Dari laporan uang palsu sebanyak 4.022 lembar itu, terdiri dari pecahan uang kertas Rp 100.000 sebanyak 1.663 lembar, kemudian uang kertas lembar pecahan Rp50.000 sebanyak 2.358 lembar. Sementara pecahan uang kertas Rp 20.000 sebanyak 1 lembar.

Baca Juga :  Koperasi Jangan Berharap Terima Bansos Uang Tunai

“BI senantiasa terus meningkatkan koordinasi dengan kepolisian dalam penanganan uang palsu,” kata Prijono.

Untuk meningatkan kewaspadaan masyarakat, lanjut Prijono, Bank Indonesia secara aktip meningatkan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat.  Selain itu, pada setiap uang kertas rupiah yang masih berlaku mulai pecahan Rp 1.000 sampai dengan Rp.100.000 terdapat unsur pengaman yang disebut sebagai rectoverso atau gambar saling isi.

Rectoverso pada uang kertas rupiah dapat dilihat pada bagian depan uang di sudut kiri atas dibawah angka nominal dan pada bagian belakang uang di sudut kanan atas di bawah nomor seri.

Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas, dimana pada posisi yg sama dan saling membelakangi di bagian depan dan bagian belakang uang kertas terdapat suatu ornamen khusus seperti gambar tidak beraturan.

Baca Juga :  BI NTB Siapkan Uang Pecahan Kecil Rp 1,7 Triliun

Namun demikian, apabila rectoverso pada uang kertas diterawang ke arah cahaya, maka akan terbentuk suatu gambar yang beraturan. Pada setiap pecahan uang kertas rupiah, Rectoverso –nya membentuk ornamen lambang "BI" singkatan dari Bank Indonesia.  Sejauh ini rectoverso adalah unsur pengaman yang sulit dipalsukan.

Selain digunakan pada uang kertas rupiah, unsur pengaman rectoverso juga juga digunakan oleh banyak negara, seperti uang kertas Malaysia, Ringgit  yang membentuk ornamen bunga, dan uang kertas Euro membentuk ornamen nilai nominal. (luk)

Komentar Anda