PRAYA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB sukses melakukan ujicoba demplot penanaman varietas padi Gamagora 7 di lahan kelompok tani di Desa Pengembur, Kecamatan Pujur, Lombok Tengah. Varietas padi Gamagora 7 yang diujicoba tersebut berhasil mendapatkan hasil mencapai 10,3 ton per hektare, dari biasanya hanya mampu produksi 5-6 ton per hektare untuk varietas lain.
Keberhasilan program kick off penanaman perdana dan perluasan padi varietas Gamagora 7 dimulai sejak 16 Mei 2024 lalu dan kini dapat dirasakan. Di mana pada saat panen perdana ujicoba varietas padi Gamagora, Senin (13/8) menunjukkan hasil yang memuaskan.
Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap menyampaikan bahwa dari sisi produktivitas, Gamagora 7 memiliki potensi produksi maksimal sebesar 9,80 ton/ha dengan rata-rata produksi sebesar 7,95 ton/ha dan pada panen perdanan ini, dari hasil ubinan yang dilakukan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, diperoleh gabah kering sebanyak 10,3 ton/ha atau hampir dua kali lipat dari angka produksi varietas lainnya yang selama ini tercatat mampu menghasilkan
“Kegiatan tersebut merupakan salah satu langkah dan upaya yang ditempuh oleh Bank Indonesia dalam rangka peningkatan produktivitas hasil pertanian padi serta pengendalian inflasi komoditas beras di NTB,” kata Berry Harahap.
Untuk program ujicoba penanaman varietas padi Gamagora 7, BI NTB menggandeng kelompok Remaja Tani yang notabene digerakkan oleh generasi milenial dengan pendekatan pertanian semi organik di lahan demplot seluas 30 are untuk menunjukkan bentuk komitmen kami dalam mengembangkan varietas Gamagora 7 ini.
“Pasca panen nanti, kami berharap varietas ini dapat dikembangkan lebih lanjut pada lahan tanam yang lebih luas,” ujar Berry.
Selain untuk mendukung pengendalian inflasi, lanjut Berry, khususnya strategi ketersediaan pasokan, program ini juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya para petani melalui pengembangan pertanian organik dan optimalisasi pemanfaatan limbah sehingga dapat menekan biaya produksi petani serta peningkatan produktivitas hasil pertanian.
”Kami juga ingin melestarikan varietas padi lokal Gogo Rancah atau yang sering disingkat dengan Gora. Karena varietas padi Gamagora 7 ini tahan di tanah lahan kering,” jelasnya.
Sementara itu, Asisten II Setda Kabupaten Lombok Tengah H Lendek Jayadi menyampaikan apresiasinya kepada Bank Indonesia atas upaya yang dilakukan dalam menjaga laju inflasi dengan memperhatikan ketersediaan stok pangan melalui penggunaan varietas padi Gamagora 7 kepada para petani, khususnya kepada kelompok Remaja Tani di Desa Pengembur.
”Kedepannya, penggunaan varietas ini akan kami kembangkan di kawasan serupa yang ada di Lombok Tengah dan juga wilayah lainnya. Karena kemampuannya yang adaptif terhadap perubahan iklim dan terbukti berhasil menekan biaya produksi serta mampu meningkatkan jumlah produksi dengan kualitas padi yang lebih baik,” jelas Jayadi Lendek.
Untuk diketahui bahwa padi varietas Gamagora 7 merupakan hasil pemuliaan oleh Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gajah Mada. Varietas ini telah melalui tahap uji multilokasi di 8 lokasi lahan sawah dan 6 lokasi tadah hujan, sehingga Gamagora 7 ini disebut juga padi Amphibi yang berdaya hasil tinggi, serta adaptif terhadap perubahan Iklim. (luk)