

MATARAM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB terus menggencarkan edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah kepada berbagai pihak, salah satunya adalah pelajar. Bank Indonesia melakukan penguatan pemahaman Rupiah kepada masyarakat, termasuk para pelajar tidak terbatas pada mengenali keaslian Rupiah, namun juga bagaimana peranan dan fungsi Rupiah secara luas dalam bentuk edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah.
“Melalui CBP Rupiah ini tumbuh pemahaman bagaimana mengenali keaslian Rupiah, merawat fisik Rupiah agar tidak cepat lusuh dan menjaganya dari tindak pidana pemalsuan uang,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Berry Afiransyah Harahap di hadapan puluhan pelajar SMA, Selasa (7/11).
Tidak hanya itu, kata Berry, edukasi CBP Rupiah memperkenalkan Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, simbol kedaulatan negara, kewajiban penggunaan Rupiah dalam bertransaksi dan dampaknya terhadap perekonomian.
Berry mengatakan edukasi CBP Rupiah kepada pelajar SMA, juga menjadi rangkaian dengan peringatan Hari Oeang Republik Indonesia (OR) ke 77 dan Hari Pahlawan 10 November 2023, Bank Indonesia menyelenggarakan selebrasi sekaligus memberikan apresiasi CBP Rupiah kepada 6 mahasiswa dan 54 kepala sekolah dan guru SD hingga SMA yang telah berkontribusi dalam perluasan penyampaian pesan Cinta Bangga dan Paham Rupiah di lingkungan kampus dan sekolahnya.
Kolaborasi Bank Indonesia bersama sekolah dan perguruan tinggi sepanjang tahun 2023 telah mengedukasi lebih dari 112 ribu audiens dan menghasilkan 1.800 tenaga edukator CBP Rupiah dari lingkungan sekolah dan kampus.
“Kedepan, kolaborasi apik ini akan diakukan secara berkelanjutan demi Rupiahyang berdaulat, karena Rupiah Berdaulat, Indonesia Kuat !,” harapnya.
Berry menyebut hingga Oktober 2023 kebutuhan uang tunai (outflow) di Provinsi NTB tercatat sebesar Rp8,36 triliun tumbuh 7,3% (yoy). Sementara dari sisi arus uang yang masuk ke BI (inflow) tercatat sebesar Rp7,59 triliun, tumbuh 8,9% (yoy). Hal tersebutmenggambarkan bahwa kebutuhan uang tunai cenderung meningkat, meskipun instrumen transaksi secara non tunai juga bertumbuh. Maka itu,menjadi kewajiban bersama menjaga fisik Rupiah yang kita gunakan secara bijak.
Karena meski sudah didesain dan dibuat dengan dukungan teknologi terbaik, namun prilaku kita juga-lah yang menentukan. Hasil pengukuran Indeks Kelayakan Uang pada semester 1 2023 di Provinsi NTB mencatat Indeks kelayakanyang berada di atasrange uang layak edar berkualitas.
“Pengukuran dilakukan di Kota Mataram dan Kota Bima dengan responden ibu rumah tangga dan pelaku UMKM,” pungkasnya. (luk)