BI Dorong NTB Fokus Pada Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Heru Saptaji
Heru Saptaji

MATARAM – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan III sebesar 1,59 persen (q-to-q). Sedikit lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan ekonomi pada periode sebelumnya, yakni sebesar 5,04 persen (q-to-q).  Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi NTB tersebut patut diapresiasi di tengah kondisi ekonomi global yang semakin berat dan tekanan laju inflasi cukup tinggi.  

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB Heru Saptaji menyebut pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan III-2022, merupakan angka yang relatif sangat bagus di tengah tantangan perekonomian yang cukup berat saat ini.

“Tetap optimis dan waspada . Terus bekerja baik, karena tantangan perekonomian saat ini tidaklah mudah,” kata Heru Saptaji, kemarin.

Menurut Heru, Pemerintah daerah di NTB perlu mencermati sejumlah tantangan perekonomian. Karena itu, NTB harus fokus pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Karena NTB membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang daya rembesnya cepat ke kalangan bawah.  Seperti sektor pertanian, bagaimana meningkatkan nilai tambah dan produktivitas, sektor industri olahan, industri kreatif dan sektor pariwisata yang terus dilakukan peningkatan competitif.  

Dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, heru mendorong pemerintah daerah melaksanakan program yang skala prioritasdan fokus, sehingga end to end dan implementasinya.

“Perlu skala prioritas melaksanakan program dan fokus. Dan kita juga optimis di tahun 2022 ini ekonomi NTB tumbuh di kisaran 6,5 – 7,3 persen y-on-y,” ungkapnya.

Baca Juga :  1,5 Ton Kopi Lombok Ekspor ke Kanada

Heru juga memuji program –program yang sudah dilaksanakan oleh Pemprov dan pemerintah daerah lainnya di NTB sudah on the track. Hanya saja dengan capaian tersebut, pemerintah daerah tidak lantas berpuas diri. Karena tantangan –tantangan masih ada di hadapan, seperti indeks kemiskinan, gini ratio, tingkat pengangguran terbuka dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Oleh karena itu, dalam menjalankan dan mencapai tujuan agar pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, Heru mendorong pemerintah daerah terus meningkatkan sinergi dan kolaboras yang terjalin dengan baik, maka akan menghasilkan performa perekonomian yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

“Sudah oke on track, tetapi tidak untuk berpuas diri, karena tantangan-tantangan masih ada di hadapan kita,” ucapnya.

Sementara itu, ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Mataram (Unram) Dr Firmansyah menilai melambatnya pertumbuhan ekonomi NTB pada triwulan III -2022,mMerupakan dampak dari dinamika ekonomi global yang sedang terjadi di sejumlah negara di belahan benua Eropa. Di mana inflasi di negara tersebut sudah mencapai dua digit, yang artinya tertinggi dalam sejarah perekonomian Eropa.

“Jadi berapapun angka pertumbuhan ekonomi NTB selama itu masih bertumbuh, kita  patut bersyukur. Terlihat dari ekonomi global yang melambat, maka dampak dari aktivitas ekonomi yang menurun secara global sedikit banyak akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” ungkap Firmansyah.

Baca Juga :  BI Bersama TPID NTB Sidak Pasar Jaga Stabilitas Harga Bapok

Terpenting, kata Firmasnyah adalah bagaimana Pemerintah Daerah dapat merawat sumber-sumber dari sektor pertumbuhan ekonomi tersebut. Sebagai contoh untuk menjaga daya beli masyarakat, diperlukan insentif berupa bantuan sosial atau subsidi barang, disamping terus mengupayakan agar investasi dalam daerah terus bertumbuh.

“Sektor investasi adalah salah satu pelumas dari pertumbuhan ekonomi NTB,” ucapnya.

Selain itu juga diharapkan dapat mengelola belanja Pemerintah atau goverment spending dengan baik, sehingga anggaran tersebut dapat terealisasi dengan tepat waktu dan tepat sasaran.Tidak lupa sebagian belanja Pemerintah itu, digunakan juga untuk memitigasi dampak dari kenaikan harga sekaligus memenuhi pasokan barang, sehingga daya beli masyarakat lebih bisa dipertahankan.

Menurut Firmansyah, Pemerintah Daerah sebenarnya bisa mengupayakan sumber pemasokan atau pendapatan dari pelaku usaha di daerah. Terlebih sudah banyak event olahraga internasional yang terselenggara di NTB. Mestinya kesempatan ini yang perlu dicarikan cara, kira-kira apa yang menjadi ruang-ruang baru bagi warga lokal untuk menigkatkan pendapatannya.

“Setidaknya warga NTB bisa mempertahankan pendapatannya dengan berbagai event Internasional yang ada itu,” tandasnya. (cr-rat)

Komentar Anda